"Dari hasil pemeriksaan saya yakin itu ada penambahan tersangka. Namun demikian sebagai penyidik kita akan profesional. Kita menetapkan tersangka berdasar dua alat bukti," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mujiyono di Jakarta, Kamis (30/7/2015). [Baca: Polisi Sebut Ada Dugaan Pencucian Uang di Dirjen Perdagangan Luar Negeri]
Alat bukti yang dipakai polisi salah satunya keterangan tersangka yang ditahan saat ini. Sehingga bisa menetapkan tersangka lainnya dalam kasus dugaan suap dan gratifikasi.
"Dari pemeriksaan tersangka ini akan kita kembangkan ke tersangka-tersangka lain," kata Mujiyono. Saat ini, kata dia, polisi telah menetapkan tiga orang tersangka, yakni MU, ME dan IM.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian menyebut N sebagai broker yang menjadi tersangka kasus ini. "Dua tersangka sudah ditahan, yakni MU, ME," kata Mujiyono.
Sedangkan IM saat ini belum ditahan karena sedang berdinas di luar negeri. IM akan segera ditahan setelah tiba di Indonesia.
Kasus ini bermula dari kegeraman Presiden Joko Widodo terhadap dwell time atau masa tunggu bongkar muat peti kemas di Tanjung Priok pada Rabu (17/6/2015) lalu.
Sebab, aktivitas tersebut dinilai cukup lama dan berdampak luas terhadap perekonomian di Indonesia. Tito langsung menunjuk Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok Ajun Komisaris Besar Hengki Haryadi untuk melakukan pengecekan di lapangan.
Setelah dilakukan pendalaman, ternyata ditemukan sesuatu yang bermasalah, yakni soal perizinan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok.
Selain itu, dari paparan Hengki, Tito menyebut adanya unsur tindak pidana berupa penyuapan dan gratifikasi di perizinan Pelayanan Terpadu Satu Atap di Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan.
Tito kemudian membentuk Satgas Khusus yang diketuai Hengki dengan dibantu Direktorat Reserse Kriminal Umum dan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya.
Dari situ kemudian polisi bergerak dengan menggeledah Kantor Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan pada Selasa (28/7/2015).
Setelah penggeledahan tersebut, polisi kemudian menangkap ME yang diduga terlibat kasus penyuapan di instansi pemerintahan tersebut.
Tak berhenti di situ, dua orang dari Kementerian Perdagangan, yakni MU sebagai PHL dan IM sebagai Kasubdit di Kementerian Perdagangan, juga turut dijadikan tersangka dalam kasus ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.