Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Polisi soal Adanya Indikasi "Oknum Penguasa" Pangkalan Ojek

Kompas.com - 03/08/2015, 15:04 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sampai saat ini, polisi belum menemukan indikasi adanya oknum yang menguasai pangkalan ojek konvensional. Namun, polisi akan melakukan penegakan hukum ke orang yang melakukan provokasi dalam kasus intimidasi ojek pangkalan ke ojek berbasis aplikasi, seperti Go-Jek dan Grab Bike.

"Kami belum menemukan indikasi itu. Kalau memang ada, kami lakukan penegakan hukum. Kalau mereka memprovokasi dan ada bukti yang kuat melanggar hukum, kami akan tegakan. Yang memukulnya dan penyuruh atau memprovokasi kita akan kenakan pasal apa yang tepat untuk orang seperti itu," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Mohammad Iqbal di Jakarta, Senin (3/8/2015).

Saat ini polisi terus mengimbau pada ojek konvensional untuk tidak melakukan tindakan provokasi dan tindakan melawan hukum lainnya. [Baca: Intimidasi ke Pengendara Go-Jek Diduga Didalangi "Tokoh Informal"]

Sebab, antara ojek konvensional dan ojek berbasis aplikasi sama-sama mencari rezeki. "Kita mengimbau untuk ojek-ojek biasa tidak usah (provokasi), karena sama-sama cari rezeki. Bahkan ini menjadi motivasi untuk meningkatkan pelayanan," kata Iqbal.

Kata dia, jangan sampai mereka yang sama-sama mencari rezeki bisa berujung bermasalah dengan aparat. Tindakan tersebut yang sangat disayangkan oleh polisi sebagai penegak hukum. [Baca: Inisiatif "Driver" Go-Jek agar Tak Diintimidasi Ojek Pangkalan]

"Nanti malah bergeser dari cari rezeki malah berurusan dengan aparat," kata Iqbal.

Perselisihan antara ojek kovensional dan ojek berbasis aplikasi berawal dari masalah kecemburuan. Pengemudi ojek konvensional merasa penumpangnya direbut oleh ojek berbasis aplikasi karena lebih efisien dan cepat.

Namun, polisi menegaskan ada perbedaan segmen antara kedua jenis ojek tersebut. Sehingga ojek konvensional tidak perlu merasa penumpangnya diambil oleh ojek berbasis aplikasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Banyak Jukir Liar, Pengelola Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab

Megapolitan
Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Pencuri Ban Mobil di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja Jual Barang Curian ke Penadah Senilai Rp 1.800.000

Megapolitan
Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Hotman Paris Duga Ada Oknum yang Ubah BAP Kasus Vina Cirebon

Megapolitan
Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Begal Calon Siswa Bintara Tewas Ditembak di Dada Saat Berusaha Kabur

Megapolitan
Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Tiga Pembunuh Vina di Cirebon Masih Buron, Hotman Paris: Dari Awal Kurang Serius

Megapolitan
Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Kesal Ada Donasi Palsu Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Keluarga Korban: Itu Sudah Penipuan!

Megapolitan
Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Merasa Ada Kejanggalan pada BAP, Hotman Paris Minta 8 Tersangka Kasus Vina Diperiksa Ulang

Megapolitan
Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Pemkot Jaksel Berencana Beri Pelatihan Kerja kepada Jukir Liar yang Terjaring Razia

Megapolitan
Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Modus Pencurian Mobil di Bogor: Jual Beli Kendaraan Bekas, Dipasang GPS dan Gandakan Kunci

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Melawan Saat Ditangkap, Satu Pembegal Calon Siswa Bintara Ditembak Mati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com