"Saya selalu percaya, kita itu tidak bisa selamanya hanya jadi penonton. Saya juga yakin, orang yang direkrut dari bukan politik terpanggil masuk ke politik akan menjadi pejabat yang lebih baik daripada orang yang teriak-teriak politik karena belum dapat 'bagian' atau hanya karena pindah (aliran politik), dan karena tidak diterima di satu tempat," kata Basuki saat menerima anak-anak Sabang Merauke di Balai Kota, Selasa (11/8/2015).
Karena itu, Basuki selalu memercayai politisi atau pejabat yang baik lahir dari orang-orang yang sebelumnya tidak berniat masuk ke dunia politik. Ia meminta anak-anak muda untuk tidak berpikir bahwa dunia politik itu "kotor".
Seharusnya, lanjut dia, mereka dapat mengubah pandangan (paradigma) tersebut dengan memotivasi diri menjadi politisi atau pejabat yang dapat "membersihkan" dunia politik.
"Orang selalu menganggap politik itu bukan sesuatu nomor satu. Anda itu kalau jadi pengusaha cuma dapat peringkat enam, tetapi kalau jadi pejabat, Anda bisa peringkat satu karena Anda bisa menentukan nasib orang banyak," kata Ahok, sapaan Basuki.
Seorang pengusaha hanya dapat membantu 200.000-500.000 orang jika memiliki uang Rp 1 miliar. Sementara itu, jika menjadi pejabat, lanjut Basuki, seseorang sesuka hati dapat membantu warga dengan anggaran pendapatan belanja negara maupun daerah.
Tak hanya itu, pejabat juga bisa membuat warga memiliki penghasilan Rp 500.000 hingga lebih. Hal-hal baik seperti inilah yang perlu diketahui anak-anak muda.
"Menurut anak-anak, semua pejabat pasti malas, koruptor, tidak mau kerja keras, dan hanya bangun pencitraan. Dengan ini, mereka berarti bisa berbahasa nurani, tetapi stigma itu salah. Masih ada pejabat yang mau bekerja keras, membela kepentingan rakyat. Ini penting untuk membangun kepercayaan mereka," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.