Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota Jakarta, Selasa (11/8), menilai ada persoalan dalam proses pengujian bus tersebut. Dia menganggap aneh karena perbedaan daya angkut bus. "Kursinya memang 30-an, tetapi boleh tidak mengangkut lebih dari itu? Seharusnya boleh," ujarnya.
Basuki menginstruksikan Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk meneliti penyebabnya. Menurut dia, masyarakat pengguna tak akan memusingkan persoalan administrasi seperti itu. Penumpang lebih mementingkan kenyamanan di dalam bus, seperti suspensi yang empuk, tidak gampang mogok, dan aman dari risiko kebakaran.
Sesuai hasil kir, bus gandeng Scania memiliki berat kosong 19,3 ton, jumlah berat kotor (JBB) 26,5 ton, jumlah berat yang diizinkan 21,64 ton, dan daya angkut 39 orang. Pada bus Scania lain tertera daya angkut 41 orang. Sementara bus gandeng merek Zhong Tong tertera kapasitas penumpang 113 orang, sementara bus gandeng Komodo tertera daya angkut hingga 161 orang.
Akan dievaluasi
Kepala Unit Pengelola Kir Dinas Perhubungan DKI Jakarta Ismanto menyatakan, pengujian kelayakan kendaraan oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta atas bus Scania, termasuk soal daya angkut penumpang, mengacu pada surat registrasi uji tipe (SRUT) yang diterbitkan Kementerian Perhubungan untuk prototipe dan SRUT dari Dinas Perhubungan Jawa Tengah terkait produksi karoseri. Mesin bus Scania diimpor dari Swedia oleh PT United Tractors (UT) sebagai agen pemegang merek dan dirakit oleh CV Laksana di Ungaran, Jawa Tengah.
"Kami (Dinas Perhubungan DKI Jakarta) menguji lagi kelayakan bus karena akan dioperasikan di Jakarta meski sebenarnya untuk bus baru tidak mesti dilakukan pada tahun pertama. Terkait temuan itu, Kementerian Perhubungan akan mengevaluasi lagi," ujar Ismanto.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta ANS Kosasih menyatakan telah meminta penjelasan dari agen pemegang merek dan karoseri. "Menurut pihak karoseri, penumpang yang bisa diangkut setidaknya 111 orang, yakni berdasarkan selisih antara berat kotor 26 ton dan berat kosong 19,3 ton, yakni 6,7 ton. Jika berat seorang penumpang dihitung 60 kilogram, bus bisa mengangkut 111 orang," ujarnya.
Menurut Kosasih, pihaknya percaya bahwa secara teknis bus Scania memenuhi syarat. Terlebih bus serupa sudah digunakan di sejumlah negara. Daya angkut bus Scania dengan spesifikasi gandeng sama dengan bus-bus gandeng lain yang sudah ada. Namun, pihaknya masih menunggu penjelasan lebih detail dari karoseri dan agen pemegang merek.
Edi Nursalam, anggota Komisi Penelitian dan Pengembangan Dewan Transportasi Jakarta, berpendapat, ada dua faktor utama yang bisa berpengaruh pada kapasitas penumpang, yaitu berat kendaraan dan distribusi beban pada setiap sumbu. Bus Scania itu dirancang dengan berat kendaraan 19,3 ton dan distribusi muatan sumbu terberat 46,17 persen. Bus hanya diizinkan mengangkut penumpang maksimum 39 orang.
"Kapasitas 39 orang yang tertulis pada stiker tanda samping bus Scania adalah kapasitas total, bukan hanya kapasitas tempat duduk. Jadi, tidak ada kesalahan teknis dalam penulisan stiker," kata Edi.
Menurut Edi, upaya yang bisa dilakukan saat ini adalah mendesain ulang interior bus sehingga distribusi beban lebih merata. Jika tidak, operasional bus dapat mengancam keselamatan penumpang dan kendaraan lain serta menyebabkan kerusakan jalan. (MKN)
---------
Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Rabu, 12 Agustus 2015, dengan judul "Kir Bus Gandeng Scania Dianggap Janggal".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.