Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Wilayah di DKI yang Disambangi Operasi Bina Kependudukan

Kompas.com - 13/08/2015, 08:35 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah hari raya Idul Fitri 1436 Hijriah, DKI Jakarta kedatangan 70.000 pendatang baru. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun mulai melaksanakan operasi bina kependudukan (binduk) bagi puluhan ribu pendatang baru tersebut.

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) DKI Edison Sianturi mengatakan, instansinya bakal melakukan operasi binduk di kantong-kantong pendatang. 

"Kami sudah apel. Lokasinya di Mangga Dua Selatan (Jakarta Pusat), Sukapura (Jakarta Utara), Pulogadung (Jakarta Timur), Cengkareng Timur (Jakarta Barat), Pejaten Timur (Jakarta Selatan). (Wilayah) ini yang jadi kantong-kantong pendatang karena banyak rumah kontrakan," kata Edison, saat dihubungi, Rabu (12/8/2015). 

Namun, tidak menutup kemungkinan operasi binduk juga dilaksanakan di apartemen-apartemen. Ada sekitar 70 petugas yang bergerak di setiap wilayah dari berbagai institusi, mulai dari Dinas Dukcapil DKI, TNI, Polri, Imigrasi, Dinas Sosial, Satpol PP, dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI. Selain itu, ia juga tidak menutup kemungkinan menyasar warga negara asing (WNA).

"Kami memeriksa kelengkapan administrasi kependudukan. Kalau belum punya KTP tapi sudah kerja, akan kami fasilitasi. Kalau yang (kelengkapan administrasi) tidak lengkap dan tidak punya pekerjaan, ya bisa dipulangkan lagi ke daerahnya karena banyak yang terbukti jadi PMKS (penyandang masalah kesejahteraan sosial)," kata mantan Kepala Suku Dinas Dukcapil Jakarta Utara itu. 

Sebelum dipulangkan ke kampungnya, PMKS tersebut akan dibina di panti sosial oleh Dinas Sosial DKI. Jika melawan, PMKS itu akan dipulangkan ke kampung halaman dengan menandatangani surat pernyataan untuk tidak kembali ke Jakarta. Lebih lanjut, operasi binduk akan terus dilaksanakan hingga pendataan selesai.

"Operasi binduk ini untuk menyikapi adanya 70.000 pendatang baru yang masuk Jakarta. Kami cek apa betul ada 70.000 orang. Mereka ini tetap tinggal di Jakarta atau ke Jakarta hanya transit dan pergi ke tempat lain, atau cuma berlibur lalu balik ke kampung halaman," kata Edison.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com