Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Tangerang berencana untuk menghentikan pasokan air bersih yang biasa dibeli Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui instalasi pengolahan air (IPA) Serpong dan Cikokol.
Menurut Tri, musim kemarau tidak berdampak pada ketersediaan air di Jakarta. Tetapi, karena mayoritas penggunaan air bersih untuk kalangan pribadi, kerugian tidak terlalu terasa. Hal ini berbeda dengan daerah lain yang banyak menggunakan air untuk irigasi dan kebutuhan industri.
Meski demikian, Tri mengungkapkan ada beberapa daerah di Jakarta Utara yang warganya masih harus beli air dirigen karena pasokan air PAM terdampak dari musim kemarau ini.
"Sampai batas tertentu, ya. Terganggu ada, sudah mulai antre di Jakarta Utara. Tapi air itu sendiri masih ada, walau memang harus beli dan agak mahal, misalnya dari Rp 10.000 jadi Rp 15.000," tutur Tri.
Tri tidak menjelaskan lebih lanjut tentang daerah mana saja di Jakarta Utara yang pasokan air bersihnya terganggu. Namun, secara keseluruhan, pasokan air bersih di seluruh wilayah Jakarta masih mencukupi.
"Beli pun masih ada, tapi tidak sampai kehilangan (air). Harus nambah biaya. Ada juga yang disuplai. Tapi, dampaknya enggak sedrastis di daerah," ujar Tri.