Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadis Pertamanan DKI Keluhkan Laporan LSM-LSM ke Aparat

Kompas.com - 27/08/2015, 16:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta Ratna Diah Kurniati mengeluhkan tindakan beberapa oknum lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang kerap memerasnya. Tindakan LSM ini, lanjut dia, sangat mengganggu kinerja pegawai di Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI.

Kata dia, hal itu pula yang menyebabkan Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI belum dapat menyerap anggaran secara maksimal. 

"Kami punya anggaran cukup banyak untuk pembebasan lahan. Tetapi kami tuh rada enggak nyaman, belum bekerja, LSM sudah melaporkan ini itu ke Polda dan Kejaksaan. Saya mohon Pak Kapolda dan Jaksa untuk jangan langsung ditindaklanjuti laporan-laporan LSM itu, karena membuat tidak nyaman bekerja," kata Ratna saat pengarahan Gubernur tentang serapan APBD DKI 2015, di Ruang Pola Blok G Balai Kota, Kamis (27/8/2015). 

Menanggapi hal itu, Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) DKI Isran Yogie Hasibuan mengatakan laporan LSM termasuk laporan masyarakat. Sehingga pihak kejaksaan sebagai aparat penegak hukum harus menganalisa serta menelaah berbagai laporan yang masuk.

Ketika menerima laporan, Kejati DKI tidak langsung memanggil pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

"LSM itu juga selalu minta pertanggungjawaban ke kami dan tanya laporannya sudah sejauh mana. Kalau laporannya tidak ditanggapi, kami salah, karena ini kewajiban kami," kata Isran. 

Sehingga ia meminta Ratna serta jajarannya untuk tidak takut menghadapi ancaman para LSM itu. Jika mereka tidak menyalahgunakan anggaran, seharusnya tidak takut dilaporkan ke aparat penegak hukum. Jika pelaporan tidak terbukti, lanjut dia, Kejati DKI akan menghentikan kasus tersebut. 

Sementara itu Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan instansinya melakukan penyelidikan ketika ada laporan LSM.

Tito menegaskan proses penyelidikan yang dilakukan tidak akan menimbulkan ketakutan maupun terekspos media massa.

"Jadi begini dalam waktu empat bulan ke depan, kami tidak akan panggil-panggil bapak-bapak ibu-ibu. Jadi yang penting sekarang supaya gimana anggaran turun ke masyarakat," kata Tito.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com