Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boy Sadikin Minta Ahok Belajar Sejarah

Kompas.com - 29/08/2015, 08:40 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) DKI Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Boy Sadikin angkat bicara perihal pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama terkait kebijakan mantan Gubernur DKI Ali Sadikin mengizinkan pengembang untuk mereklamasi mereklamasi tambak-tambak ikan di Jakarta Utara, pada tahun 1971.

Menurut dia, tiap Gubernur DKI mengimplementasikan konsep yang berbeda untuk pembangunan Jakarta.  "Kalau konsep-konsep tersebut berdampak pada Jakarta, maka tugas Gubernur berikutnya untuk koreksi dan adjusment sesuai dengan zaman dan aturannya sendiri," kata putra sulung Ali Sadikin itu saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Sabtu (29/8/2015). 

Mantan Wakil Ketua DPRD DKI itu mengimbau Basuki untuk mempelajari sejarah Jakarta terlebih dahulu sebelum mengomentari kebijakan Gubernur-Gubernur DKI. Ia juga meminta Basuki untuk mengkaji izin-izin serta dasar hukum yang ditengarai sebagai permasalahan perubahan peruntukkan berbagai wilayah ibu kota.

"Sebagai gubernur, saya usulkan Ahok pelajari dulu sejarah, untuk tahu kebenaran siapa yang harus bertanggung jawab. Perlu dilihat dulu, gubernur mana yang menyimpang dari masterplan yang susah payah dibuat dahulu. Terlebih, Pak Ali jadi Gubernur DKI tahun 1966, Ahok pas baru lahir tuh. Pak Ali selesai jadi Gubernur DKI tahun 1977, Ahok baru 11 tahun," kata Boy. 

Lebih lanjut, ia meminta Basuki untuk fokus bekerja ketimbang mempermasalahkan hal lain. Apabila Basuki berhasil mewujudkan Jakarta Baru sesuai janjinya saat kampanye, maka warga Jakarta akan kembali mendukungnya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2017. Bahkan, bukan tak mungkin, Basuki dapat menjadi legenda yang terus diingat baik seperti Ali Sadikin.

"Karena pahlawan disebut pejuang setelah yang bersangkutan selesai berjuang, bahkan meninggal dunia. Jangan sampai Ahok juga enggak punya konsep sendiri. Apalagi, hanya untuk diri sendiri dan konsumsi politik Pilkada 2017," kata Boy.

Sebelumnya Basuki mengatakan sudah banyak wilayah di ibu kota yang berubah peruntukkan sejak dulu. Ali Sadikin, kata Basuki, memberi izin pengembang Endang Wijaya sebagai kontraktor tunggal oleh Badan Pelaksana Otorita (BPO) Pluit sejak tahun 1971 untuk mereklamasi tambak-tambak ikan di Jakarta Utara.

Menurut Basuki, seharusnya pihak-pihak yang mengkritisinya itu juga mengkritisi langkah Ali yang memberi izin reklamasi tambak ikan di Jakarta Utara. Letak geografis Jakarta, lanjut dia, persis seperti Rotterdam Belanda, yakni 2,8 meter di bawah permukaan laut. Sehingga dibuatlah sebuah tampungan air, Waduk Pluit sekitar tahun 1980an.

"Makanya kalau saya mau berdebat sama mereka capek deh. Sekarang saya tanya, mereka pernah enggak kritik (mantan Gubernur DKI) Ali Sadikin? Saya mau tanya mereka yang pintar-pintar ngomong itu, yang suka muji-muji Ali Sadikin bikin kota Jakarta jadi hebat," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (27/8/2015) lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com