Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan "Lawan Ahok" Muncul, Apa Tanggapan "Teman Ahok"?

Kompas.com - 30/08/2015, 10:33 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Muncul gerakan "Lawan Ahok" sebagai wadah masyarakat yang tidak menyetujui kebijakan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama selama memimpin DKI Jakarta. Sebelum muncul gerakan ini, sebuah gerakan yang bertujuan sebaliknya, yaitu mendukung Ahok (sapaan Basuki) sudah lebih dulu muncul dengan nama "Teman Ahok".

Bagaimana tanggapan "Teman Ahok" mengenai adanya gerakan "Lawan Ahok" ini? "Menurut kami, "Teman Ahok", pro dan kontra terhadap suatu kepemimpinan atau kebijakan itu hal yang lumrah dan wajar. Kami melihat Pak Ahok ini juga bukan sosok yang anti atau kebal terhadap kritik kok," ujar juru bicara "Teman Ahok", Amalia, Minggu (30/8/2015).

Amalia mengaku tidak masalah dengan kemunculan gerakan yang memiliki tujuan berbeda dengan gerakannya. Gerakan "Lawan Ahok", kata dia, justru merupakan sebuah tantangan baru bagi dia dan teman-temannya yang selama ini berjuang untuk mengumpulkan KTP untuk Ahok.

Amalia mengatakan, gerakan "Lawan Ahok" telah memacu mereka untuk lebih kreatif lagi dalam mengumpulkan KTP. (Baca: Gerakan Pengumpul KTP untuk Ahok Bertambah)

"Kami menganggap ini sebagai suatu tantangan agar bisa lebih kreatif lagi dalam melakukan penggalangan KTP dukungan masyarakat DKI untuk Pak Ahok," ujar Amalia.

Untuk diketahui, Aksi pengumpulan KTP dilakukan menyusul adanya peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 9 Tahun 2015 yang memperketat syarat pencalonan kader independen.

Salah satu syaratnya adalah pengumpulan KTP tidak bisa lagi dilakukan melalui email atau online, tetapi harus memiliki keabsahan dalam bentuk cetak fisik. (Baca: Gerakan "Lawan Ahok" Mengaku Akan Datangi Rumah Pribadi Ahok)

Saat ini Ahok pun tidak bergabung di partai politik manapun. Sejumlah kalangan, bahkan Ahok sendiri memprediksi kemungkinan besar akan maju melalui jalur independen.

Hal itulah yang melatarbelakangi gerakan "Teman Ahok". Di samping itu, sejumlah organisasi juga telah mendeklarasikan berdirinya gerakan "Lawan Ahok", Sabtu (22/8/2015).

Para anggota gerakan ini menyatakan berdirinya gerakan "Lawan Ahok" berawal dari kejengahan atas kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com