Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengeluhkan Kenakalan Pengemudi Ojek Berbasis "Online"

Kompas.com - 01/09/2015, 13:37 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang netizen mengeluhkan kenakalan pengemudi Go-Jek yang belum mengantar penumpang yang melakukan order, tetapi mengaku sudah menyelesaikan order. Dia mengalami hal itu dua kali dengan pengemudi yang sama.

Min @ dikerjain lagi sama driver ini, asal pickup aja pdhl gak kerja.jgn dibayar " tulis sang netizen mengadu ke akun resmi Go-Jek Indonesia, @.

Tak berapa lama, keluhan itu mendapat respons, "GO-JEK ‏@gojekindonesia @gertrudishrani hi, mohon maaf ketidaknyamanannya saat ini sistem kami memang sedang terkendala."

Rupanya, hal yang dikeluhkan tersebut dibenarkan oleh pengemudi gojek lainnya. Sutejo (56), seorang pengojek berbasis aplikasi, mengatakan, ia juga pernah menyelesaikan order tanpa benar-benar melakukannya. Hal ini biasanya karena pelanggannya tidak dapat dihubungi.

"Habisnya enggak ada pilihan. Masa mau seharian nungguin pelanggan nyelesaiin satu order. Kan rugi kita, enggak bisa ambil order lainnya," ujar pengojek itu saat ditemui di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (1/9/2015).

Namun, pria yang sudah 4 bulan menjadi pengojek berbasis aplikasi ini pun mengakui bahwa ada rekannya yang nakal. Oknum pengojek itu sengaja mengambil order kemudian menyelesaikannya tanpa benar-benar melakukannya.

"Ada juga sih yang nakal. Biasanya kalau ketahuan sama manajemen langsung ditegur dan dikeluarkan," kata dia.

Ia menceritakan, pernah ada seorang pengojek yang mendapatkan Rp 15 juta per bulan. Namun, bukan karena dia rajin, melainkan karena sering hanya berpura-pura menjalani order.

Idvi (44), pengojek berbasis aplikasi yang kerap mangkal di kawasan Semanggi, mengatakan, hal ini masih menjadi kelemahan aplikasi penyedia jasa layanan ojek. Ketika ada order, manajemen belum dapat memverifikasi lagi apakah order itu asli atau tidak.

"Makanya, kan aneh kalau sampai customer enggak bisa dihubungi. Itu (order) asli atau enggak? Tapi driver yang nakal juga ada, terima order, tapi enggak jalan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Cek Psikologi Korban Pencabulan Ayah Tiri, Polisi Gandeng UPTP3A

Megapolitan
Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Hampir Lukai Warga dan Kakaknya, ODGJ di Cengkareng Dievakuasi Dinsos

Megapolitan
Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Saat Pedagang Kecil Jaga Marwah Kebangsaan, Belum Jual Foto Prabowo-Gibran meski Sudah Jadi Pemenang

Megapolitan
Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Kekecewaan Pedagang yang Terpaksa Buang Puluhan Ton Pepaya di Pasar Induk Kramatjati karena Tak Laku

Megapolitan
Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Kehebohan Warga Rusun Muara Baru Saat Kedatangan Gibran, Sampai Ada yang Kena Piting Paspampres

Megapolitan
Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Remaja Perempuan di Jaksel Selamat Usai Dicekoki Obat di Hotel, Belum Tahu Temannya Tewas

Megapolitan
Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Gibran Janji Akan Evaluasi Program KIS dan KIP agar Lebih Tepat Sasaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com