Bagaimana komentar para pengguna ojek aplikasi dengan layanan saat ini?
Aprilia (26), warga Bekasi, pengguna ojek berbasis aplikasi ini mengaku terbantu dengan layanan ojek aplikasi. Ia biasa menggunakan jasa ojek aplikasi dari Cikunir, Bekasi, hingga Cawang untuk mengakses transportasi ke tempatnya bekerja.
"Saya merasa nyaman, karena di rumah saya enggak ada pangkalan ojek. Dan memang saya suka memakai ojek dari Bekasi ke arah BNN. Soalnya juga murah, diskon cuma Rp 10.000," kata Aprilia kepada Kompas.com, di Jakarta, Selasa (8/9/2015).
Selain karena tarif ojek aplikasi murah, Aprilia merasa nyaman dengan pengojek berbasis aplikasi. Sebab, para pengendara ojek berbasis aplikasi dari pengalamannya cukup ramah. "Selama ini baik-baik aja, alhamdulillah selamat," ujar Aprilia.
Meskipun demikian, ia mengakui aplikasi ojek itu kerap terganggu. Kadang, saat diorder tidak ada respons.
"Pernah enggak bisa diorder, dipencet order enggak bisa, enggak respons. Saya juga enggak tahu. Waktu itu telepon CS-nya juga enggak diangkat," ujar Aprilia.
Sementara itu, Rizky (20), pengguna ojek aplikasi lainnya, mengaku terbantu dengan kemunculan jasa ini. Meski memiliki kendaraan motor sendiri, warga Matraman itu kerap memanfaatkan jasa antar barang dan juga membeli makan dari layanan ojek aplikasi.
Contohnya, ia pernah memanfaatkan ojek aplikasi untuk mengantar dokumen data ke kantornya. Sejauh ini, layanan antar barang berjalan baik.
"Saya pernah titip barang dari Matraman ke Daan Mogot, jaraknya 23 kilo. Aman dan murah cuma Rp 10.000. Tapi memang kalau antar barang ada batasnya, enggak bisa lebih dari 25 kilometer," ujar Rizky.
Tak khawatir
Meski demikian, pekerja swasta itu mengaku pernah mengalami kejadian unik dengan layanan ojek aplikasi. Kala itu, ia memesan makanan. Kebetulan, harga totalnya lebih dari Rp 100.000.
"Nah, waktu itu driver-nya pernah enggak megang duit ngakunya. Dia enggak bisa nalangin, mungkin karena masih baru dan baru beberapa hari narik. Tapi, saya memang sering pakai yang pesan makan karena lebih praktis," ujar Rizky.
Adapun Riska (24), pengguna jasa ojek aplikasi lainnya, mengaku tak khawatir menggunakan jasa ojek aplikasi. Pasalnya, layanan ojek aplikasi menyertakan data driver dan layanan pengaduan.
"Enggak khawatir, kalau ada apa-apa data identitasnya kan jelas. Tinggal laporin aja," ujar warga Kalibata itu.
Ke depannya, Riska berharap layanan ojek aplikasi dapat lebih baik. Misalnya, dengan tambahan layanan massage, ia berharap sang terapis disesuaikan dengan pelanggannya.
"Jadi kalau kayak cewek, ya harus cewek juga terapisnya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.