Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Jakarta Monorail: Semoga LRT Tidak Dimangkrakkan seperti Monorel

Kompas.com - 10/09/2015, 14:21 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur PT Jakarta Monorail Sukmawati Syukur mengaku sudah menerima surat dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta perihal pemberhentian proyek monorel di Ibu Kota.

Sukmawati mengaku tidak kecewa dengan keputusan Pemprov DKI. Bahkan, dia mengaku mendukung pembangunan moda transportasi massal berbasis rel atau yang disebut dengan sistem light rail transit (LRT). 

"Prinsipnya, PT JM ikut senang LRT sudah mulai dibangun. Semoga tidak dimangkrak-kan lagi seperti monorel," kata Sukmawati dalam pesan singkatnya kepada wartawan, di Balai Kota, Kamis (10/9/2015). 

Meski demikian, Sukmawati masih berharap monorel tetap dibangun di Jakarta. Ia meminta Pemprov DKI memikirkan win-win solution terhadap proyek monorel yang dirancang PT JM, termasuk soal lokasi pembangunan depo yang dipermasalahkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

PT JM sebelumnya merancang pembangunan depo di atas Waduk Setiabudi dan Tanah Abang.

"Thanks Pak Gubernur sudah mengirimkan surat bahwa DKI tidak ingin melanjutkan (monorel) karena masalah (pembangunan) depo. Kami ingin tahu depo untuk LRT Adhi Karya dan PT Jakarta Propertindo seperti apa dan di mana? Secara teknis dan finansial, kami siap melanjutkan (pembangunan monorel), jika diberi (lokasi) depo," kata Sukmawati.

Sebelumnya, Basuki menegaskan bahwa sudah tidak ada negosiasi lagi dengan PT JM perihal pembangunan proyek monorel yang mangkrak. [Baca: Ahok: "Bye-bye" Monorel...]

Bahkan, dia melanjutkan, nantinya tiang-tiang mangkrak yang tertancap di beberapa ruas jalan Ibu Kota akan digunakan PT Adhi Karya untuk pembangunan rel LRT. "Bye-bye monorel, sudah enggak ada cerita," kata Basuki.

Menurut dia, PT JM tidak memenuhi seluruh persyaratan yang dibutuhkan. Persyaratan yang diberikan DKI antara lain business plan, jaminan bank 5 persen dari total investasi monorel, serta perpindahan pembangunan depo dari Waduk Setiabudi dan Tanah Abang.

Saat ini, Pemprov DKI tengah fokus membangun tujuh koridor LRT di Ibu Kota. "Saya tidak pernah putus kontrak. Saya cuma katakan, kontrak Anda dari dulu sudah selesai," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Tunduknya Pengemudi Fortuner Arogan di Hadapan Polisi, akibat Pakai Pelat Palsu Melebihi Gaya Tentara

Megapolitan
Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Cerita Eki Rela Nabung 3 Bulan Sebelum Lebaran demi Bisa Bagi-bagi THR ke Keluarga

Megapolitan
Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari 'Basement' Toko Bingkai 'Saudara Frame' Mampang

Polisi Sebut Api Pertama Kali Muncul dari "Basement" Toko Bingkai "Saudara Frame" Mampang

Megapolitan
Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Jasad Perempuan Ditemukan Tergeletak di Dermaga Pulau Pari, Wajahnya Sudah Hancur

Megapolitan
Pemadaman Kebakaran 'Saudara Frame' Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Pemadaman Kebakaran "Saudara Frame" Mampang Masih Berlangsung, Arus Lalu Lintas Padat Merayap

Megapolitan
Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran 'Saudara Frame' di Mampang Berhasil Dievakuasi

Terjebak Semalaman, 7 Jasad Korban Kebakaran "Saudara Frame" di Mampang Berhasil Dievakuasi

Megapolitan
Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Meledaknya Alat Kompresor Diduga Jadi Penyebab Kebakaran Toko Bingkai di Mampang

Megapolitan
Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering 'Video Call'

Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui, Alasan Buka 24 Jam dan Sering "Video Call"

Megapolitan
7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

7 Korban yang Terjebak Kebakaran di Toko Bingkai Mampang Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Runtuhnya Kejayaan Manusia Sampan yang Kini Dekat dengan Lubang Kemiskinan Ekstrem

Megapolitan
Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Kondisi Terkini Kebakaran Saudara Frame Mampang, Api Belum Dinyatakan Padam Setelah 11 Jam

Megapolitan
Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Anak-anak Belanjakan THR ke Toko Mainan, Pedagang Pasar Gembrong Raup Jutaan Rupiah

Megapolitan
Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Petantang-petenteng Sopir Fortuner yang Ngaku Anggota TNI: Bermula Pakai Pelat Dinas Palsu, Kini Terancam Bui

Megapolitan
Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Polisi Usut Laporan terhadap Pendeta Gilbert Lumoindong atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Asap Masih Mengepul, Damkar Belum Bisa Pastikan Kapan Pemadaman Toko Bingkai di Mampang Selesai

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com