Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Go-Jaj, Bajaj Berbalut Teknologi Aplikasi yang Segera Meluncur di Jakarta

Kompas.com - 10/09/2015, 14:30 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana moda transportasi bajaj online atau bajaj berbasis aplikasi sudah mencuat sejak beberapa bulan belakangan. Bahkan, rencananya, inovasi yang mengadaptasi ojek berbasis aplikasi itu akan mulai diterapkan pada bulan September ini.

Namun, menurut pihak Organda yang menjajaki inovasi tersebut, sejumlah kendala masih tersisa untuk dibereskan. (Baca: Ketimbang Bajaj "Online", Lebih Baik Bajaj Argo)

"Nah, ini peluncurannya kan rencananya pertengahan bulan ini. Akan tetapi, karena banyak sekali yang berminat membuat, maka itu harus diundur, masih harus dimatangkan," kata Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (10/9/2015) ini.

Shafruhan mengungkapkan, saat ini persiapan bajaj berbasis aplikasi juga turut dibantu oleh pihak Go-Jek yang terlebih dahulu terjun dalam bidang sejenis.

Pihak Organda dengan tangan terbuka menyambut hal itu. "Memang kami awalnya sudah menyiapkan aplikasi, tetapi volumenya banyak. Terus, si CEO Go-Jek (Nadiem Makarim) sudah ketemu sama saya. Dia bilang mau partisipasi bajaj. Buat saya, silakan, kami terbuka. Baguslah kalau dia mau back-up. Semua ini kan tujuannya mendekatkan dan meningkatkan pelayanan transportasi masyarakat," kata Shafruhan.

Menurut dia, inovasi bajaj berbasis aplikasi itu nantinya akan dinamai Go-Jaj. Namun, kata dia, belum ada kepastian waktu untuk peluncuran bajaj berbasis aplikasi itu. Sebab, sejumlah evaluasi teknis seperti detail kerjasama dengan pihak Nadiem sebagai perusahan aplikasi juga masih digodok lebih lanjut. (Baca: Bajaj "Online" Dinilai Tidak Akan Mampu Saingi Go-Jek dan Grab Bike)

"Kemungkinan, aplikasinya namanya Go-Bajaj atau Go-Jaj. Tentunya, kalau Go-Jaj mau diluncurkan, dibutuhkan waktu 1,5 bulan sampai 3 bulan. Makanya, kami mau evaluasi lagi juga, mau persiapkan MoU antara Nadiem dan Organda. MoU itu mengikat pihak Nadiem sebagai perusahaan aplikasi, bekerja sama dengan Organda sebagai operatornya," kata Shafruhan.

Bajaj mulai meramaikan transportasi Ibu Kota sejak era 1970-an dan 1980-an. Awalnya, pada masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin, kendaraan ini diproyeksikan untuk menggantikan becak.

Seiring perkembangan waktu, mesin bajaj yang dulunya kerap berisik kini sudah banyak berganti dengan teknologi mesin yang lebih bersahabat dengan telinga. Bahan bakar bajaj pun sekarang lebih ramah lingkungan karena menggunakan bahan bakar gas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com