Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangdam Jaya: Warga Kampung Pulo Bukan Digusur, tetapi Dimanusiakan

Kompas.com - 14/09/2015, 20:22 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pangdam Jaya Letnan Jenderal Agus Sutomo menyatakan agar tidak menyebut relokasi warga Kampung Pulo yang dilakukan beberapa waktu lalu ke Rusun Jatinegara Barat itu sebagai penggusuran.

Menurut Agus, warga setempat justru dimanusiakan dengan dipindahkan dari bantaran kali ke tempat tinggal yang lebih layak.

"Proses itu bukan penggusuran, tetapi saudara-saudara kita yang tinggal di bantaran sungai yang kumuh itu dimanusiakan. Bahasa Jawa-nya diwongke," kata Agus, di sela meresmikan alat filter air Sungai Ciliwung, di Bidaracina, Jakarta Timur, Senin (14/9/2015).

Agus mengaku telah meninjau Rusun Jatinegara Barat. Menurut Agus, rusun ini bukanlah rusun biasa, melainkan sudah sekelas apartemen. "Lokasinya strategis dan ini di tengah kota, bukan di pelosok kampung," ujar Agus.

Agus mengandaikan, di Jakarta, untuk mendapatkan satu unit apartemen, kocek yang dirogoh tak sedikit. Harganya bisa selangit. "(Apartemen) Harganya bisa Rp 1,5 miliar. Itu pun tiga bulan kemudian baru bisa menempati," ujar Agus.

Namun, sekarang warga Kampung Pulo diberi rusun yang lingkungannya bersih dan dengan harga sewa terjangkau. "Jangan bilang ada sewa. Hanya Rp 300.000. Itu hanya uang keamanan dan kebersihan," ujar Agus.

Agus mengatakan, Rusun Jatinegara Barat juga tidak utuh bermodel lorong seperti di apartemen. Agus melihat bahwa tiap lantai punya ruang selebar 12 meter yang dapat dimanfaatkan anak-anak untuk bermain.

Tiap unit hunian memiliki fasilitas dua kamar, satu ruang tengah yang dapat jadi ruang makan, kamar mandi, dan tempat jemuran. Selain itu, Rusun Jatinegara Barat juga punya ruang terbuka.

Ada halaman luas yang dapat dipakai untuk acara seperti pernikahan, yang dapat berkapasitas 1.000 orang. "Tinggal pesan tenda saja," ujar Agus.

Saat meninjau lantai 16 blok A, Agus bertemu warga bernama Lukman, seorang pekerja servis televisi. Saat tinggal di Kampung Pulo, Lukman tak mau membuat kartu nama, karena pelanggannya tentu akan sulit mencari alamatnya.

"Sekarang dia sudah mau buat kartu nama (buat usaha). Alamatnya nanti jadi di lantai 16, di Jalan Jatinegara Barat," ujar Agus.  

Selain di Kampung Pulo, kondisi warga di bantaran Ciliwung di Bidara Cina juga menurutnya memperihatinkan. Sebab dia menemukan seorang pegawai yang bekerja untuk TNI, tetapi tinggal di tempat tinggal yang hanya seukuran 1,5 m x 2 m.

"Anaknya sudah dua, istrinya juga lagi hamil. Saya tanya, dapurnya di mana? Dia bilang enggak punya, jadi jajan langsung di depan," ujar Agus.

Agus berharap, relokasi warga dari bantaran di wilayah lain Sungai Ciliwung, seperti di Bidara Cina tidak disebut lagi penggusuran. Sebab, relokasi warga dari bantaran sungai justru menurutnya memanusiakan warga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Tanda Duka Cita, Mahasiswa UI Peringati 9 Tahun Kematian Akseyna

Megapolitan
500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

500 Siswa SMA Ikut Pesantren Kilat di Kapal Perang KRI Semarang

Megapolitan
Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Soal Peluang Maju Pilkada DKI, Heru Budi: Hari Esok Masih Penuh Misteri

Megapolitan
Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Sopir Truk Akui Kecelakaan di GT Halim karena Dikerjai, Polisi: Omongan Melantur

Megapolitan
Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Sebelum Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR, Petugas Sudah Pernah Tegur Pelaku Pungli

Megapolitan
Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com