Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sodetan Ciliwung, Relokasi Dilaksanakan Pertengahan Oktober

Kompas.com - 17/09/2015, 16:40 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Relokasi warga Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur, akan dilaksanakan pertengahan Oktober mendatang. Relokasi dilakukan menyusul rampungnyapekerjaan sodetan Kali Ciliwung bagian pintu keluar atau outlet akhir September ini.

Pelaksanaan relokasi itu disampaikan oleh jajaran Pemerintah Kota Jakarta Timur saat sosialisasi sodetan Kali Ciliwung, kepada warga Bidara Cina yang tempat tinggalnya terkena proyek, di kantor Kecamatan Jatinegara, Rabu (16/9). Hadir dalam sosialisasi itu warga RW 005 dan RW 014. Sosialisasi itu juga dihadiri sebagian kecil warga RW 004 yang sampai saat ini masih menolak rumahnya diukur untuk pembuatan peta bidang.

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Pemkot Jaktim Sofyan Taher mengatakan, sesuai inventarisasi Badan Pertanahan Nasional, lahan di Bidara Cina terbagi atas lahan milik PT Jiwasraya, sertifikat nomor 227 milik Pemerintah Provinsi DKI, dan milik Hengki Saputra yang kini tinggal di Surabaya.

Atas dasar inventarisasi itu, warga yang tinggal di atas lahan milik Pemprov DKI di RW 014 akan direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) seperti warga Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara. Untuk warga yang menempati lahan milik Jiwasraya dan Hengki, pemerintah berupaya agar pemiliknya memberikan sebagian uang ganti rugi.

Pemerintah, menurut Sofyan, sudah tidak bisa lagi memberikan ganti rugi kepada warga yang menggarap lahan pemerintah seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014. Sebagai gantinya pemerintah menyediakan rusunawa sebagai tempat relokasi warga.

Camat Jatinegara Budi Setiawan menyatakan, sebaiknya warga dapat membongkar sendiri rumah yang ditempati sebelum relokasi dilaksanakan. Dengan demikian, warga masih memiliki kesempatan menjual material bekas bangunan rumah kepada tukang rongsokan.

"Seperti pengalaman saya saat membebaskan lahan untuk Kanal Timur. Meski telah memperoleh ganti rugi karena umumnya warga memiliki dokumen tanah, warga juga membongkar rumahnya dan menjual materialnya ke pemulung," katanya.

Kompensasi lahan

Sejumlah warga yang hadir dalam sosialisasi itu menolak penawaran yang disampaikan Pemerintah Kota Jakarta Timur Warga menuntut pemerintah menyediakan alternatif bagi warga terkait kompensasi atas pembebasan lahan untuk sodetan Kali Ciliwung.

Dedi, warga RW 014, mengatakan, sejak sosialisasi diadakan 2013, Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Jakarta Timur yang saat itu dijabat Andri Yansyah menjanjikan seluruh rumah warga akan diberikan ganti rugi. Atas dasar itu kini warga tetap menuntut ganti rugi atas rumah mereka.

"Kami hanya pegang janji pemerintah. Kami akan tetap memperoleh ganti rugi. Karena itu, warga sepakat relokasi ke rusunawa adalah solusi kedua," jelasnya.

Warga lainnya, Eko Sartono, menyampaikan, sekarang ini warga resah dengan adanya perubahan pada aturan pemerintah dalam pembebasan lahan. "Kondisi ini membingungkan warga," ujarnya.

Heru, warga RW 014, juga mengungkapkan, sebaiknya pemerintah memberikan alternatif kepada warga terkait kompensasi pembebasan lahan. (MDN)

----------

Artikel ini sebelumnya ditayangkan di harian Kompas edisi Kamis, 16 September 2015, dengan judul "Relokasi Dilaksanakan Pertengahan Oktober".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Polisi Selidiki Kasus Kekerasan Seksual yang Diduga Dilakukan Eks Ketua DPD PSI Jakbar

Megapolitan
Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Ingar-bingar Tradisi Membangunkan Sahur yang Berujung Cekcok di Depok

Megapolitan
KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

KSAL: Setelah Jakarta, Program Pesantren Kilat di Kapal Perang Bakal Digelar di Surabaya dan Makasar

Megapolitan
Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Masjid Agung Bogor, Simbol Peradaban yang Dinanti Warga Sejak 7 Tahun Lalu

Megapolitan
Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Duduk Perkara Penganiayaan 4 Warga Sipil oleh Oknum TNI di Depan Polres Jakpus

Megapolitan
45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

45 Orang Jadi Korban Penipuan Jual Beli Mobil Bekas Taksi di Bekasi, Kerugian Capai Rp 3 Miliar

Megapolitan
Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Telan Anggaran Rp 113 Miliar, Bima Arya Harap Masjid Agung Bogor Jadi Pusat Perekonomian

Megapolitan
Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Driver Taksi Online Diduga Berniat Culik dan Rampok Barang Penumpangnya

Megapolitan
TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

TNI AD Usut Peran Oknum Personelnya yang Aniaya 4 Warga Sipil di Jakpus

Megapolitan
Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Polisi Temukan Dua Luka di Kepala Wanita yang Tewas Bersimbah Darah di Bogor

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Pembunuh Wanita di Bogor Ternyata Suaminya Sendiri

Megapolitan
Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Diduga Korban Pembunuhan, Wanita di Bogor Ditemukan Tewas Bersimbah Darah

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

[POPULER JABODETABEK] Polisi Hentikan Kasus Aiman Witjaksono | Pengakuan Sopir Truk yang Tabrakan di GT Halim Utama

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 29 Maret 2024, dan Besok: Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pekalongan untuk Mudik 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com