Jumlah DPS ganda yang ditemukan Ikhsan dan Arsid berbeda-beda, dengan kisaran angka DPS yang ganda mencapai 90.000 pemilih.
"DPS ganda ini mengindikasikan adanya penggelembungan daftar pemilih di Tangsel. Kami awalnya ragu, bisa jadi ini cuma isu. Tetapi, setelah dapat laporan dari masyarakat dan kami telusuri, ternyata memang benar ada," kata tim hukum Ikhsan Modjo, Teddy Gusnaidi, melalui konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Senin (28/9/2015) siang.
Teddy memaparkan, timnya menemukan sekitar 70.000 DPS ganda. Teddy juga mengaku telah mengantongi data-data yang mereka analisa sendiri dengan sumber dari KPUD Tangerang Selatan, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tangerang Selatan, dan laporan warga.
Dia mengaku telah menghimpun data mencurigakan hingga ke nomor induk kependudukan (NIK) pemilih.
Secara terpisah, Sekretaris Tim Pemenangan Arsid, Fatahillah, mengaku menemukan DPS ganda hingga angka 91.000 pemilih. 91.000 pemilih itu disebut belum memenuhi syarat yang ditentukan.
"Ada yang nomor kartu kependudukannya masih nihil, NIK ada yang kosong jadi kita enggak tahu ini masih warga Tangsel apa bukan, ada yang RT/RW-nya nihil, misalnya, Subadri, RT 0 RW 0. Itu kan terkait C6 untuk serahkan undangan ke pemilih. Kalau 0, kita serahkan ke siapa," tutur Fatahillah.
Baik kubu Ikhsan maupun Arsid, menilai angka DPS ganda yang mereka temukan signifikan untuk mendulang suara memenangkan pilkada Tangerang Selatan.
Dalam waktu dekat, kedua kubu akan melapor ke Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah dan KPUD Tangerang Selatan terkait DPS ganda tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.