Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Serapan Anggaran DKI Masih Kecil Sekali

Kompas.com - 29/09/2015, 07:02 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui serapan anggaran oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI hingga kini masih tergolong kecil. Saat ini, total penyerapan barang dan jasa baru sekitar 27,48 persen, belanja modal 7,3 persen, dan belanja pegawai 44,7 persen.

Pria yang akrab disapa Ahok itu berdalih akan menunggu pengesahan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Perubahan 2015 terlebih dahulu. Kemudian, dia akan menyusun strategi agar penyerapan APBD 2016 lebih baik. 

"Saya tunggu (pengesahan) APBD Perubahan. Memang ada beberapa item kami potong karena satuannya ngaco, ada juga SKPD yang sampai sekarang baru kumpulin buat lelangnya, makanya kami evaluasi," kata Ahok, di Balai Kota, Senin (28/9/2015).

SKPD yang tidak bisa menyerap anggaran, lanjut dia, akan dijadikan staf. Meski demikian, Ahok optimis serapan APBD 2016 jauh lebih baik dibanding APBD 2015. Sebab, ia mengubah strategi optimalisasi serapan anggaran. Dia menargetkan, semua lelang selesai Oktober dan November tahun ini untuk kegiatan APBD 2016. Jika lelang pengadaan lahan tidak rampung pada masa itu, maka perencanaan pengadaan lahan akan dibatalkan.

"Sekarang serapan anggaran masih kecil sekali. Karena memang beli tanah saja enggak bisa. Tapi tahun depan kalau SKPD enggak beres beli tanah sampai November-Desember, terpaksa saya jadikan staf," kata Ahok. 

Sementara itu Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengaku optimis menyerap APBD DKI hingga 70 persen sebelum 10 Oktober ini. Sehingga ia berharap, Kementerian Dalam Negeri cepat mengesahkan APBD Perubahan 2015.

Heru mengklaim realisasi serapan anggaran tahun ini lebih baik dibanding tahun 2014. Tahun lalu, dalam tempo waktu yang sama, kata dia, baru terserap 27 persen dengan nilai sekitar Rp17 triliun. Sementara kini terserap sekitar 29 persen dengan total Rp18,5 triliun.

Adapun salah satu kendala serapan anggaran 2015 yakni belum rampungnya koreksi setiap suku dinas. "Ada sudin yang memberikan berkas ke panitia lelang, padahal daftarnya (lelang) sudah sebulan atau dua bulan lalu," kata Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Botol dan Batu, Polisi: Tak Ada yang Terluka dan Ditangkap

Megapolitan
Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Cerita Tukang Ojek Sampan Pelabuhan Sunda Kelapa, Setia Menanti Penumpang di Tengah Sepinya Wisatawan

Megapolitan
Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Pendatang Baru di Jakarta Harus Didata agar Bisa Didorong Urus Pindah Domisili

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Bekerja Sebagai Pengajar di Kampus Jakarta

Megapolitan
Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Bentuk Unit Siaga SAR di Kota Bogor, Basarnas: Untuk Meningkatkan Kecepatan Proses Penyelamatan

Megapolitan
Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Aksi Pencurian Kotak Amal di Mushala Sunter Terekam CCTV

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Siswa SMP yang Gantung Diri di Jakbar Dikenal Sebagai Atlet Maraton

Megapolitan
Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko 'Saudara Frame': Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Detik-detik Mencekam Kebakaran Toko "Saudara Frame": Berawal dari Percikan Api, Lalu Terdengar Teriakan Korban

Megapolitan
Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Polisi Periksa Saksi-saksi Terkait Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari

Megapolitan
Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Massa Aksi yang Menuntut MK Adil Terkait Hasil Pemilu 2024 Bakar Ban Sebelum Bubarkan Diri

Megapolitan
Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Massa Pendukung Prabowo-Gibran Juga Demo di Patung Kuda, tapi Beberapa Orang Tak Tahu Isi Tuntutan

Megapolitan
DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

DPC PDI-P: Banyak Kader yang Minder Maju Pilwalkot Bogor 2024

Megapolitan
Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Salah Satu Korban Tewas Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" adalah ART Infal yang Bekerja hingga 20 April

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com