Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Luruskan Pernyataan Ahok, Aetra Sebut Sudah Ada Perjanjian dengan Palyja

Kompas.com - 02/10/2015, 16:24 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Aetra Air Jakarta menyatakan bahwa mereka memiliki perjanjian dengan Palyja yang memungkinkan keduanya saling membantu apabila ada salah satu yang mengalami kesulitan dalam hal distribusi. Hal tersebut disampaikan Sekretaris Perusahaan PT Aetra, Pratama S Adi, guna meluruskan pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pada Kamis kemarin.

"Kami bukan membantah, melainkan hanya ingin meluruskan pernyataan Pak Ahok mengenai situasi yang sebenarnya," kata Pratama kepada Kompas.com, Jumat (2/10/2015). Menurut Pratama, perjanjian telah ada sejak kedua perusahaan tersebut beroperasi di Jakarta.

Tujuan dilakukannya perjanjian yang diinisiasi oleh PAM Jaya itu ialah agar pelayanan kepada masyarakat tidak terhambat meskipun ada salah satu pihak yang mengalami keterbatasan pasokan. (Baca: Ahok: Aetra Kelebihan Air, Palyja Kekurangan Air)

"Jika dalam kondisi tertentu ada salah satu pihak yang mengalami kesulitan distribusi, misalnya kekurangan pasokan yang berdampak terhadap terganggunya pelayanan ke pelanggan, maka dapat meminta ke pihak yang lain," ucap dia.

Pratama kemudian menyebutkan bahwa sejak 10 September lalu, pihaknya membantu Palyja untuk memasok air ke wilayah-wilayah Palyja yang berbatasan dengan layanan air Aetra, seperti di Tebet dan Kalibata.

"Sejak tanggal 10 September kemarin, kami secara rutin mengalirkan 150 liter per detik per hari ke area Palyja. Jadi, setiap kondisi saat mereka sangat memerlukan bantuan, kita pasti bantu sampai pasokan air Palyja normal kembali," ujar Pratama.

Sebelumnya, Ahok menyebut kesulitan air yang dialami warga dalam beberapa pekan ini disebabkan tak terhubungnya instalasi yang dimiliki dua operator swasta, yakni Palyja yang mengelola air wilayah Barat Jakarta dan Aetra yang mengelola air wilayah Timur Jakarta. 

"Susah ini. Sekarang Aetra kelebihan air. Palyja kekurangan air. Sekarang dia (Aetra) mau enggak sambung pipa Palyja ke sisi barat Ciliwung? Enggak mau pasti. Makanya, begitu kalau dikuasai dua swasta," kata dia di Balai Kota, Kamis (1/10/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Dinas SDA DKI Sebut Proyek Polder di Tanjung Barat Akan Selesai pada Mei 2024

Megapolitan
Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftaran PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com