"Jadi menurut saya ini adalah upaya untuk mendekatkan masyarakat agar cinta film-film nasional," kata Basuki, di Balai Kota DKI Jakarta, Minggu siang.
Sebab, lanjut Basuki, kecintaan terhadap film nasional dapat memajukan industri kreatif dalam negeri. Dia mencontohkan Amerika Serikat yang memperoleh keuntungan dari industri film nasionalnya atau film-film Hollywood.
"Yang paling penting Hollywood, Amerika dapat uang banyak dari Hollywood," ujar pria dengan sapaan Ahok itu.
Ahok mengatakan, ia juga ingin pemutaran film semacam ini di Balai Kota bisa jadi tempat bertemunya insan-insan perfilman. Balai Kota, menurut dia, tempat yang strategis untuk hal itu.
"Mereka bisa datang dan bisa diskusi gimana cara buat film yang baik, putar film yang baik. Kita mau fasilitasi itu," ujar Ahok.
Film yang diputar kali ini adalah yang kali ketiga diselenggarakan di Gedung Balai Agung. Sebelumnya, sudah diputar pula film "Bajaj Bajuri The Movie" dan "Si Jago Merah".
Ahok mengaku, ingin memutar banyak film di Balai Kota, khususnya yang memiliki nilai pendidikan kepada masyarakat. Termasuk film "Slank Nggak Ada Matinya" ini yang dianggapnya memberikan pesan mengenai bahaya narkoba.
"Film Slank ini kan tentang narkoba, bahaya narkoba. Kita ingin anak-anak dari kecil sudah tahu (bahaya narkoba)," kata Ahok.
Kegiatan pemutaran film di Balai Kota juga bagian dari penyelenggaraan Wisata Balai Kota agar warga Jakarta juga dapat datang dan menikmati Balai Kota serta menikmati Monas yang letaknya berdekatan. Model seperti ini, lanjutnya, akan dipraktikkan pula di Kota Tua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.