Menurut Basuki, tarif yang ditetapkan juga lebih murah. Selama ini, lanjut dia, tarif bajaj mahal karena sang pengemudi merasa tidak akan mendapat penumpang lagi. Banyaknya aplikasi online ini, diyakini Basuki, tidak membuat Jakarta lebih macet.
"Nanti akan terjadi hukum alam. Kalau bus gratis kami banyak terus (melintas) di tengah (kota). Masih mau enggak kamu pakai bajaj?" kata Basuki.
Kepala Dinas Perhuhungan dan Transportasi DKI Jakarta Andri Yansyah mengatakan, bajaj berbasis online ini bermanfaat bagi masyarakat, khususnya bagi sisi keamanan penumpang bajaj online tersebut.
Layanan aplikasi ini, kata dia, dapat memberi kenyamanan kepada konsumen. Penumpang dapat mengetahui identitas sang pengemudi. Ia mengklaim, bajaj berbasis online ini dapat meningkatkan pemasukan pula bagi pengemudinya.
"Ini sebagai bentuk untuk meningkatkan pendapatan dari masing-masing pengemudi dan pemilik bajaj itu sendiri," ujarnya.
Adapun perhitungan tarif BajaiApp mirip dengan taksi. Untuk 2,5 kilometer pertama, tarif akan berkisar Rp 16.000 sampai dengan Rp 20.000. Setelah lebih dari 2,5 kilometer, akan lebih murah tarifnya, yakni Rp 2.000 tiap kilometer.