Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saluran Air yang Puluhan Tahun Terabaikan Akhirnya Dikuras, Isinya...

Kompas.com - 08/10/2015, 08:06 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang musim penghujan, saluran air yang sudah puluhan tahun tak dikuras mulai dibersihkan. Misalnya saluran air di Jalan Lontar RT 11/03, Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, yang sudah dibiarkan selama 25 tahun.

Pengurasan saluran air itu dilakukan oleh petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU). Pengurasan dilakukan lantaran kawasan tersebut kerap tergenang ketika musim hujan.

Kepala Seksi Sarana dan Prasarana, Kelurahan Lenteng Agung Nata Kusuma, mengatakan, pengurasan dilakukan menindaklanjuti permintaan warga yang ingin saluran air dikuras.

"Pengurasan sudah dilakukan sejak kemarin dan hingga hari ini sudah 200 karung berisi sedimen lumpur sudah diangkut," kata Nata, seperti dikutip dari beritajakarta.com, Rabu (7/10/2015).

Nata mengatakan, pengurasan saluran air diperkiraan memakan waktu yang cukup lama. Sebab, saluran sepanjang 200 meter tersebut ditutup permanen, sehingga sebelum dikuras dibongkar terlebih dahulu penutup tersebut.

"Kami akan buat bak kontrol, agar ke depan mudah untuk dibersihkan dan petugas yang kami kerahkan 25 orang," ujarnya.

Pembersihan saluran air juga terjadi di Jl Kepu Timur, Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, yang tersumbat selama 20 tahun. Setiap musim hujan, wilayah tersebut selalu tergenang.

Di sisi barat jalan, saluran berada di dalam rumah warga. Sedangkan di sisi timur, saluran tersumbat beton coran.

Murtanto (40), warga sekitar menuturkan, saluran air tidak berfungsi normal dan setiap hujan deras memicu timbulnya genangan di Jl Kepu Timur.

"Saluran airnya memang mampet sudah 20 tahun. Beton coran yang jatuh di sisi timur jalan beberapa kali coba diangkat tapi sangat sulit. Bahkan sudah ditarik pakai tambang, susah juga," ujar Murtanto.

Lurah Kemayoran Bangun Manalu mengatakan, petugas PPSU sudah rutin menggelar kerja bakti membersihkan saluran air di Jl Kepu Timur. Dari total panjang saluran 700 meter, saat ini baru dibersihkan 200 meter, yakni di RW 09. Sisanya, 500 meter di RW 05 dan 06 akan dikerjakan secara bertahap.

Namun, pembersihan terkendala sumbatan beton coran. Bahkan, di ujung Jl Kepu Timur sisi barat, tepatnya di wilayah RW 04, saluran airnya berbelok dan masuk ke dalam rumah warga sepanjang kurang lebih 100 meter.

"Persoalan ini sudah dibahas dalam rapim tingkat kota sejak tahun 2013 lalu namun hingga kini belum ada solusinya. Sebenarnya ini kewenangan Sudin Tata Air Jakarta Pusat karena saluran air berada di pinggir jalan besar," ujar Bangun Manalu.

Sementara, Kasudin Tata Air Jakarta Pusat Herning Wahyuningsih mengatakan, kewenangan membongkar teras rumah warga di atas saluran air itu justru di pihak kelurahan. Pihaknya siap bekerja sama dengan kelurahan untuk menormalisasi saluran air di Jl Kepu Timur tersebut.

"Kendalanya di atas saluran air itu kan ada bangunan rumah warga. Kalau lurah bisa membongkar atasnya, saluran airnya pasti kita bersihkan,” ujar Herning.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Teka-teki Perempuan Ditemukan Tewas di Pulau Pari: Berwajah Hancur, Diduga Dibunuh

Megapolitan
Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Tragedi Kebakaran Maut di Mampang dan Kisah Pilu Keluarga Korban Tewas...

Megapolitan
Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com