"Ini foto Ahok lagi marah-marah? Ha-ha-ha," kata Basuki tertawa, di pendapa Balai Kota, Kamis (8/10/2015). Setelah melihat gambar dirinya, Basuki diberi sebuah spidol hitam. Ia pun membubuhkan tanda tangan di sisi kanan lukisan berukuran sekitar 80 x 60 sentimeter tersebut.
Basuki kemudian terlihat mengobrol dengan kedua pria itu. Namun, apa yang diucapkan Basuki tidak terdengar. Setelah berfoto bersama, Basuki kemudian masuk ke ruang kerjanya tanpa membawa lukisan "Ahok Marah-Marah".
Salah seorang pria yang juga melukis lukisan itu, Imam Susanto, mengaku mendukung kepemimpinan Basuki.
"Saya memang mendukung beliau karena beliau tegas dan kelihatannya jujur. Jadi, saya menyalurkan hobi melukis saya," kata pria berusia 74 tahun itu kepada Kompas.com.
Sebelum melukis Basuki, Imam mengaku juga pernah melukis Presiden pertama RI, Soekarno. Lukisan "Bung Karno" diberikannya langsung kepada Presiden Megawati Soekarnoputri pada masa kepemimpinannya.
Imam mengatakan memiliki alasan pribadi mengapa melukis Basuki sedang marah-marah. "Kalau kata Ciputra, hanya orang yang bisa marah yang bisa menunaikan tugasnya," kata Imam.
Meski demikian, Basuki tidak menerima lukisan pemberian pensiunan Unilever itu. "Beliau bilang, ini gratifikasi, jadi enggak bisa terima. Terus tadi kata Pak Ahok, mendingan dikasih ke Teman Ahok untuk membantu Teman Ahok. Saya enggak ambil bagiannya dan enggak saya jadikan lukisan ini koleksi pribadi," kata Imam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.