"Mana mungkin sih ada pihak yang menyebut namanya terus, tetapi orang yang punya nama enggak tahu. Enggak mungkin lah. Artinya, Ahok sudah seharusnya mengakui dengan jujur Teman Ahok yang bekerja di mal-mal di mana-mana memang di-back-up oleh Ahok yang selama ini tidak pernah diakui," ujar dia saat dihubungi, Kamis (15/10/2015). (Baca: Ahok Tempuh Jalur Independen jika Teman Ahok Mampu Kumpulkan Syarat KTP)
Seperti diberitakan, hasil survei yang digelar Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan bila pilkada DKI digelar pada saat ini, maka diprediksi Ahok akan tetap unggul dibandingkan calon lainnya.
Persentase yang diraih Ahok bahkan jauh melampaui calon-calon lainnya. Meski demikian, Sanusi tidak melihat popularitas yang dimiliki Ahok jaminan bahwa ia akan memenangkan Pilkada 2017. (Baca: Jika Pilkada Digelar Saat Ini, Ahok Jauh Ungguli Ridwan Kamil dan Risma)
Ia kemudian menyamakannnya dengan kondisi sebelum Pilkada 2012, yang mana saat itu gubernur petahana, Fauzi Bowo (Foke), memiliki popularitas yang tinggi.
"Hati-hati implikasi orang populer bisa jadi orang tidak suka, bisa jadi orang suka. Tetapi kalau ditanya, apakah Anda kenal ya pasti kenal. Hati-hati. Pengalaman sejarah itu ada. Artinya, popularitas itu tidak bisa menjamin. Seperti yg saya bilang tadi bagaimana popularitas Foke 2012 lalu, tetapi enggak menang juga," ujar dia.
Berdasarkan survei yang dirilis SMRC, Ahok mendapatkan dukungan masyarakat Jakarta sebesar 23,5 persen. (Baca: Survei SMRC: Etnis Betawi Lebih Dukung Ahok daripada Lulung)
Urutan kedua diduduki Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dengan persentase 3,0 persen. Pada urutan ketiga, ditempati mantan Gubernur Fauzi Bowo dengan persentase 2,1 persen.
Beberapa nama lain yang muncul berurutan setelah Fauzi Bowo adalah Tri Rismaharini, Tantowi Yahya, Jokowi, Abraham Lunggana, dan Anis Matta.
Meskipun unggul, Ahok diperkirakan belum tentu keluar sebagai pemenang. Sebab, terdapat 63,2 persen masyarakat yang menyatakan belum menentuan pilihan.
Survei yang dilakukan SMRC digelar dengan mewawancarai 800 responden. Dari jumlah tersebut, hanya 631 responden yang bisa diwawancarai dengan data valid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.