"Saya kira hasilnya cukup menggembirakan. Karena dari pertemuan dengan profesional orang Indonesia di sana, kami sudah dapat 100 CV lebih lengkap dengan riwayat hidup," kata Basuki di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta, Rabu (21/10/2015).
Basuki langsung meninggalkan para CEO untuk berdiskusi lebih lanjut dengan profesional-profesional itu.
Mereka, lanjut Basuki, banyak yang tertarik untuk bekerja di BUMN maupun BUMD sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan Indonesia.
Setelah bertemu profesional muda, Basuki mengadakan pertemuan terbatas dengan 20 pengusaha Singapura dan pertemuan bisnis dengan 300 pengusaha.
Dalam pertemuan itu, Basuki membicarakan tentang proyek-proyek di Jakarta. Ia juga mengungkapkan keinginannya untuk membentuk perusahaan aset manajemen.
"Selalu ada pertanyaan, 'Kalau kamu tidak jadi gubernur lagi, gimana?' Kalau pemerintah ubah-ubah peraturan gimana?' Justru saya lagi menyiapkan, kalau saya tidak lagi jadi gubernur untuk patungan rame-rame di perusahaan aset manajemen," kata Basuki.
Hal ini dilakukan agar siapa pun, termasuk gubernur, tidak bisa mengganggu BUMD yang sudah menjadi perusahaan holding dan go public.
Pada kesempatan itu, Basuki, sapaan Ahok, juga menyosialisasikan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 38 Tahun 2015 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur.
Dalam perpres ini disebutkan, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah dapat bekerja sama dengan badan usaha (BUMN, BUMD, swasta, badan hukum asing, atau koperasi) dalam penyediaan infrastruktur.
"Kami juga sudah punya perpres untuk infrastruktur dan transportasi yang dibangun badan usaha dapat kami beli kembali. Kalau proyek itu enggak menguntungkan, pemerintah bisa beli kembali dengan APBN atau APBD," kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.