Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teman Ahok: Kalau Ahok "Ngajak Ribut", Pengumpulan KTP Kami Meningkat

Kompas.com - 22/10/2015, 10:15 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Hingga Rabu (21/10/2015), Teman Ahok berhasil mengumpulkan sekitar 327.000 data KTP untuk mendukung Gubernur Basuki Tjahaja Purnama maju sebagai calon independen pada Pilkada DKI 2017.

Selama ini, relawan Teman Ahok mencatat sebuah fenomena menarik. Jumlah data KTP yang masuk meningkat ketika Ahok berselisih paham dengan pihak-pihak tertentu.

"Kalau Pak Ahok mulai 'ngajak ribut' siapa gitu misalnya, (data) KTP kami malah terkumpul banyak," ujar salah satu relawan Teman Ahok, Tubagus Ramadhan, kepada Kompas.com, Rabu siang.

Dia menduga, keributan yang diciptakan Ahok (sapaan Basuki) telah menarik perhatian masyarakat. Dengan sendirinya, masyarakat akan mencari informasi soal masalah itu.

Bisa saja, masyarakat menilai Ahok benar dalam masalah yang sedang dibicarakan. Akhirnya, masyarakat mengungkapkan dukungannya dengan cara memberikan data KTP untuk Ahok.

Kampung Pulo

Relawan lain, Richard Handri, menceritakan bahwa Teman Ahok pernah mendapatkan 6.000 data KTP dalam sehari ketika Kampung Pulo digusur.

"Malahan kami heran. Karena kasus Kampung Pulo itu, Pak Ahok dicitrakan negatif, melanggar HAM, tetapi kami malah dapat banyak (data) KTP," ujar Richard.

Richard bercerita, suatu ketika, ada seorang relawan yang meminta formulir untuk dibagi-bagikan kepada teman pengajiannya.

Formulir itu merupakan bagian yang harus diisi ketika warga mengumpulkan data KTP untuk Ahok.

Ternyata, relawan tersebut membagikannya di Kampung Pulo, kawasan yang pernah digusur Ahok. Hasilnya mengagetkan, banyak juga data KTP yang dikumpulkan dari wilayah itu.

Begitu pula ketika gerakan Lawan Ahok muncul, Tubagus mengatakan bahwa hal justru memberikan keuntungan untuk mereka.

Ketika intensitas pemberitaan soal Lawan Ahok semakin tinggi, masyarakat mencoba membandingkannya dengan gerakan Teman Ahok.

Akhirnya, Teman Ahok malah mendapatkan dukungan yang lebih banyak lagi.

Merchandise

Hal lain yang cukup mendongkrak pengumpulan data KTP mereka adalah penjualan merchandise. Selama ini dana operasional Teman Ahok berasal dari penjualan merchandise, seperti kaus, gelang, dan gantungan kunci.

Selain mendapatkan uang dari sana, Teman Ahok sekaligus mempromosikan gerakannya melalui barang yang mereka jual. Alhasil, data KTP yang terkumpul meningkat.

"Nama Ahok menjual banget sih. Cepat sekali lakunya barang-barang yang berkaitan dengan Ahok," ujar relawan lain, Amalia Ayuningtyas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Heru Budi Bertolak ke Jepang Bareng Menhub, Jalin Kerja Sama untuk Pembangunan Jakarta Berkonsep TOD

Megapolitan
Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Mau Maju Jadi Cawalkot Bogor, Wakil Ketua DPRD Singgung Program Usulannya Tak Pernah Terealisasi

Megapolitan
Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Seorang Anggota TNI Meninggal Tersambar Petir di Cilangkap, Telinga Korban Pendarahan

Megapolitan
Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Harga Bawang Merah di Pasar Senen Blok III Naik Dua Kali Lipat sejak Lebaran

Megapolitan
Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Dua Anggota TNI yang Tersambar Petir di Cilangkap Sedang Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Imam Budi Hartono dan Partai Golkar Jalin Komunikasi Intens untuk Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Baru 2 Bulan Indekos di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com