Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: "Ngapain" Pusing, Presidennya Jokowi Kok...

Kompas.com - 26/10/2015, 08:49 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama enggan memikirkan hasil survei Centre For Strategic and International Studies (CSIS).

Hasil survei itu menempatkan Basuki di posisi ketiga yang memiliki elektabilitas tertinggi sebagai calon presiden di bawah Joko Widodo dan Prabowo Subianto. 

"Presiden cuma satu, kamu ribut amat sih? Ngapain pusing, Presiden-nya Jokowi kok," kata Basuki, di Balai Kota, Senin (26/10/2015). 

Basuki mengungkapkan, masih jauh untuk membicarakan kemungkinan dia maju dalam Pemilihan Presiden 2019.

"Survei itu cuma ngomong, jauh benget. Jadi kalau enggak Jokowi ya Prabowo, ngapain lu ribut," kata Basuki lagi. 

Andai Pilpres dilaksanakan hari ini, Jokowi masih mendapat elektabilitas tertinggi. Ia mendapatkan dukungan dari 36,1 persen responden.

Adapun Prabowo mendapat dukungan dari 28 persen responden.

Peneliti CSIS Arya Fernandez mengatakan, masyarakat masih terpolarisasi oleh hasil Pemilu Presiden 2014. Basuki menempati urutan ketiga dengan tingkat elektabilitas 4,9 persen.

"Ahok (Basuki) populer dan kebijakannya mendapatkan apresiasi publik. Figur politik yang berbeda, karena dia mau bertarung keras dengan DPRD," kata Arya. 

Urutan keempat ditempati oleh Susilo Bambang Yudhoyono dengan 4,8 persen dan urutan kelima ditempati Wali Kota Bandung Ridwan Kamil atau Kang Emil dengan 3,6 persen.

Survei ini dilakukan pada 14-21 Oktober 2015 melalui wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur.

Jumlah responden sebanyak 1.183 orang yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi di Indonesia.

Survei menggunakan multi-stage random sampling, margin of error sebesar +/- 2,85 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca: Survei CSIS: Elektabilitas Ahok dan Emil Tertinggi di Bawah Jokowi dan Prabowo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Jalan Terjal Ahok Maju Pilkada Jakarta 2024, Pernah Kalah Pilkada DKI 2017 dan Calon Lawan yang Kuat

Jalan Terjal Ahok Maju Pilkada Jakarta 2024, Pernah Kalah Pilkada DKI 2017 dan Calon Lawan yang Kuat

Megapolitan
Warga Koja Gerebek Pengedar Narkoba yang Lagi 'Nyabu' di Kontrakannya

Warga Koja Gerebek Pengedar Narkoba yang Lagi "Nyabu" di Kontrakannya

Megapolitan
Petugas Gabungan Tertibkan APK Bakal Calon Wali Kota Bogor

Petugas Gabungan Tertibkan APK Bakal Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Satpol PP Tertibkan Puluhan Spanduk Bacawalkot di Kota Bogor

Satpol PP Tertibkan Puluhan Spanduk Bacawalkot di Kota Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 3 Anggota Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Tangkap 3 Anggota Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
LBH Jakarta Sebut Pemberian Bintang Empat Prabowo Abaikan UU TNI

LBH Jakarta Sebut Pemberian Bintang Empat Prabowo Abaikan UU TNI

Megapolitan
Polisi Imbau Warga Bikin SIM Langsung di Satpas, Jangan Termakan Iming-iming Medsos

Polisi Imbau Warga Bikin SIM Langsung di Satpas, Jangan Termakan Iming-iming Medsos

Megapolitan
NIK 213.831 Warga Sudah Dipindahkan ke Luar Jakarta, Dukcapil: Akan Terus Bertambah

NIK 213.831 Warga Sudah Dipindahkan ke Luar Jakarta, Dukcapil: Akan Terus Bertambah

Megapolitan
Polisi Musnahkan 300 Knalpot Brong di Koja dengan Gergaji Mesin

Polisi Musnahkan 300 Knalpot Brong di Koja dengan Gergaji Mesin

Megapolitan
Polresta Bogor Luncurkan Aplikasi SiKasep, Lapor Kehilangan Tak Perlu Datang ke Kantor Polisi

Polresta Bogor Luncurkan Aplikasi SiKasep, Lapor Kehilangan Tak Perlu Datang ke Kantor Polisi

Megapolitan
Janggal dengan Kematian Anaknya di Dalam Toren, Ibu Korban: Ada Bekas Cekikan

Janggal dengan Kematian Anaknya di Dalam Toren, Ibu Korban: Ada Bekas Cekikan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com