Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Dewan Pengupahan Rapat Tetapkan UMP DKI 2016

Kompas.com - 28/10/2015, 11:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dewan Pengupahan akan menyelenggarakan rapat pembahasan upah minimum provinsi (UMP) DKI 2016, Rabu (28/10/2015) ini.

Sedianya rapat Dewan Pengupahan diselenggarakan Selasa (27/10/2015) kemarin. 

"Mudah-mudahan hari ini selesai. Kami sidang hari ini di lantai 5 Balai Kota jam 10 pagi," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Priyono saat ditemui wartawan di Lapangan IRTI Monas seusai apel Hari Sumpah Pemuda. 

Ia berharap tiga unsur dalam Dewan Pengupahan yakni pengusaha, buruh, dan Disnakertrans DKI bisa menyepakati nilai UMP. Sebab, batas waktu penetapan UMP adalah 1 November 2015.

Setelah nilai UMP ditetapkan, Dewan Pengupahan akan memberi rekomendasi tersebut kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.

Selain itu, ia juga memastikan tiga unsur akan hadir dalam sidang penetapan UMP tersebut. "Enggak ada yang perlu diantisipasi. Semoga semuanya lancar-lancar saja," kata Priyono.

Sementara itu terkait dengan keinginan pengusaha agar nilai UMP sesuai dengan nilai kebutuhan hidup layak (KHL), Priyono belum dapat memastikannya.

Dia enggan berandai-andai berapa nilai UMP 2016 yang akan ditetapkan.

"Ya kita lihat nanti, di dunia ini kan serba mungkin. Dan semua orang punya keinginan," kata Priyono.

Basuki sebelumnya memastikan penghitungan nilai UMP 2016 menggunakan rumus lama. Yakni nilai KHL ditambah dengan inflasi tahun depan dan pertumbuhan ekonomi.

Basuki memprediksi nilai UMP 2016 mencapai Rp 3,1 juta. Dewan Pengupahan menetapkan KHL 2015 sebesar Rp 2,98 juta.

Angka itu naik Rp 14,2 persen atau Rp 441.826 dibandingkan tahun 2014 yang mencapai Rp 2.538.174.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Penemuan Mayat Perempuan di Cikarang, Saksi: Mau Ambil Sampah Ada Koper Mencurigakan

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Sempat Minta Tolong untuk Gotong Kardus AC

Megapolitan
Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Sedang Berpatroli, Polisi Gagalkan Aksi Pencurian Sepeda Motor di Tambora

Megapolitan
Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Terdengar Gemuruh Mirip Ledakan Bom Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Beredar Video Sopir Truk Dimintai Rp 200.000 Saat Lewat Jalan Kapuk Muara, Polisi Tindak Lanjuti

Megapolitan
Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Maju Pilkada Bogor 2024, Jenal Mutaqin Ingin Tuntaskan Keluhan Masyarakat

Megapolitan
Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Kemendagri Nonaktifkan 40.000 NIK Warga Jakarta yang Sudah Wafat

Megapolitan
Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Mayat dalam Koper yang Ditemukan di Cikarang Berjenis Kelamin Perempuan

Megapolitan
Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Pembunuh Perempuan di Pulau Pari Mengaku Menyesal

Megapolitan
Disdukcapil DKI Bakal Pakai 'SMS Blast' untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Disdukcapil DKI Bakal Pakai "SMS Blast" untuk Ingatkan Warga Terdampak Penonaktifan NIK

Megapolitan
Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Sesosok Mayat Ditemukan di Dalam Koper Hitam di Cikarang Bekasi

Megapolitan
Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Warga Rusunawa Muara Baru Keluhkan Biaya Sewa yang Naik

Megapolitan
8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

8.112 NIK di Jaksel Telah Diusulkan ke Kemendagri untuk Dinonaktifkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com