Menurut Basuki, inti peringatan Hari Sumpah Pemuda adalah rasa saling percaya sesama warga.
"Intinya percaya. Kita bisa mendeklarasikan satu nusa, bangsa, bahasa ini karena saling percaya dan ini yang penting," kata Basuki saat memimpin apel Hari Sumpah Pemuda di Lapangan IRTI Monas, Rabu (28/10/2015).
Tiap warga, kata Basuki, harus menanamkan sikap saling percaya. Konflik horizontal terjadi karena tidak adanya sikap saling percaya antarwarga.
"Hari ini yang paling bahaya di kita sebetulnya tiba-tiba enggak saling percaya. Bukan hanya beda agama, melainkan sesama agama saja sudah enggak saling percaya. Sesama pemuda sekampung dan satu sekolah juga enggak saling percaya, itu yang paling bahaya," kata Basuki.
Karena itu, ia menjadikan momentum Hari Sumpah Pemuda menjadi kebangkitan para pemuda untuk menumbuhkan sikap saling percaya.
Pada kesempatan itu, Basuki juga membacakan pidato Sumpah Pemuda Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Dalam pidato itu disebutkan, saat ini Indonesia disuguhi fenomena baru akibat arus modernisasi dan kemajuan teknologi informasi (TI).
Selain membawa sisi positif, kemajuan TI juga membawa dampak negatif, seperti informasi yang destruktif masuk dengan mudah kepada generasi muda dan melahirkan generasi baru yang mempunyai pola pikir cepat dan cenderung individualistik.
"Media sosial menjelma jadi tempat favorit berkumpulnya anak muda. Interaksi di media sosial berjalan dengan realtime. Tidak mudah bagi orangtua dan guru untuk dapat mengawasinya sehingga pembangunan karakter kita bisa kuat dan tangguh. Melalui gerakan revolusi mental, pemuda bisa mandiri sesuai akal sehat mereka," kata Basuki membacakan pidato Imam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.