Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bekasi Desak Jakarta Tidak Buang Sampah ke Bantargebang Semua

Kompas.com - 05/11/2015, 21:38 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com- Warga Bekasi mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk mempunyai tempat pembuangan sampah (TPS) sendiri sehingga tidak seluruhnya membuang sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi.

"Untuk warga dan khususnya pemerintah Jakarta seharusnya bisa menyiapkan lahan untuk menampung sampah-sampah yang ada di Jakarta karena kalau dibawa ke Bekasi semua banyak juga, dan saya sangat mendukung jika sampah dari Jakarta tidak dibuang dahulu ke Bekasi, karena memang kuota sampah di Bekasi juga tidak kalah banyak dengan Jakarta," kata warga Bekasi Chaidir Maulana Ali kepada Antara, Kamis (5/11/2015).

Menurut Chaidir, kisruh sampah bermula dari Jakarta yang dianggap melakukan pelanggaran, di antaranya memuat sampah terlalu banyak melebihi kapasitas yang disediakan, armada pengangkut sampah yang sudah rusak sehingga air dari sampah yang diangkut berceceran mengakibatkan bau tidak sedap, dan dari segi kepemerintahannya juga ada masalah antara pemprov DKI Jakarta dengan PT Godang Tua Jaya.

"Sampah yang ada di Jakarta sangat banyak tiap harinya, bahkan jika sehari atau dua hari tidak diangkut akan menggunung, dan beberapa tempat di Jakarta itu sampahnya sudah menggunung karena telat diambil," kata Chaidir

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok bertemu dengan Presiden Finlandia Sauli Niinisto dalam meminta bantuan mengenai teknologi pengelolaan sampah dan limbah yang dapat diterapkan di Jakarta.

"Tadi kami membahas mengenai pengolahan air limbah. Finlandia merupakan salah satu negara terbaik dalam pengelolaan air limbah. Kita bisa belajar dari mereka (Finlandia)," kata Basuki di Balai Kota, Jakarta Pusat, Rabu.

Selain itu, Ahok mengatakan bahwa Pemerintah segera membuat Intermediate Treatment Facilities (ITF) atau tempat pembakaran sampah di beberapa titik yaitu Sunter, Cakung, Marunda dan Cengkareng yang menjadi titik ITF tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Ketua DPRD Sebut Masih Ada Kawasan Kumuh Dekat Istana, Pemprov DKI: Lihat Saja di Google...

Megapolitan
Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Mobil Rubicon Mario Dandy Dilelang Mulai dari Rp 809 Juta, Kajari Jaksel: Kondisinya Masih Cukup Baik

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Sindikat Pencuri di Tambora Berniat Buka Usaha Rental Motor

Megapolitan
PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

PDI-P DKI Mulai Jaring Nama Bacagub DKI, Kader Internal Jadi Prioritas

Megapolitan
PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

PDI-P Umumkan Nama Bacagub DKI yang Diusung pada Mei 2024

Megapolitan
Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan 'Pelanggannya' dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Keluarga Tak Tahu RR Tewas di Tangan "Pelanggannya" dan Dibuang ke Sungai di Bekasi

Megapolitan
KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

KPU Jaktim Buka Pendaftarab PPK dan PPS untuk Pilkada 2024, Ini Syarat dan Jadwal Seleksinya

Megapolitan
NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

NIK-nya Terancam Dinonaktifkan, 200-an Warga di Kelurahan Pasar Manggis Melapor

Megapolitan
Pembunuh Wanita 'Open BO' di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Pembunuh Wanita "Open BO" di Pulau Pari Dikenal Sopan oleh Warga

Megapolitan
Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Pengamat: Tak Ada Perkembangan yang Fenomenal Selama PKS Berkuasa Belasan Tahun di Depok

Megapolitan
“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

“Liquid” Ganja yang Dipakai Chandrika Chika Cs Disebut Modus Baru Konsumsi Narkoba

Megapolitan
Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen Selama 3,5 Jam di BNN Jaksel

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

DPRD dan Pemprov DKI Rapat Soal Anggaran di Puncak, Prasetyo: Kalau di Jakarta Sering Ilang-ilangan

Megapolitan
PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

PDI-P Mulai Jaring Nama Buat Cagub DKI, Kriterianya Telah Ditetapkan

Megapolitan
DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

DPRD dan Pemprov DKI Rapat di Puncak, Bahas Soal Kelurahan Dapat Anggaran 5 Persen dari APBD

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com