Harapan kini tertuju pada rencana penggabungan sejumlah operator angkutan umum ke dalam pengelolaan PT Transportasi Jakarta.
Pada 27 Oktober 2015, PT Transportasi Jakarta bersama Dinas Perhubungan dan Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) DKI Jakarta, menandatangani nota kesepakatan integrasi angkutan umum.
Ketiganya berkomitmen mengintegrasikan angkutan umum nontransjakarta setidaknya pada akhir tahun ini.
Sembilan bulan sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta ketika itu, Benyamin Bukit, menjanjikan hal yang sama.
Integrasi akan ditempuh dengan uji coba penggabungan Kopaja S66 (rute Blok M-Manggarai) dengan transjakarta setidaknya pada akhir Maret 2015.
Namun, uji coba gagal. Integrasi yang dijanjikan pun belum terwujud.
Koordinator Suara Transjakarta, David Tjahjana, saat berdiskusi tentang transportasi di Institut Studi Transportasi (Instran), Selasa (10/11), menyatakan, warga sekaligus pengguna angkutan umum di Jakarta menunggu janji-janji integrasi.
Selain menggabungkan pengelolaan angkutan pengumpan dari kantong-kantong penumpang, pengguna berharap perbaikan layanan transjakarta yang dinilai masih kurang.
"Angkutan massal berbasis bus ini sudah tersedia, ada di depan mata, dan beda dengan MRT (angkutan massal cepat) atau LRT (kereta ringan) yang masih menunggu setidaknya tiga tahun. Namun, butuh usaha lebih dari pemerintah dan operator untuk meningkatkan cakupan dan layanannya," kata David.
Direktur Instran Darmaningtyas menambahkan, sejumlah pengguna masih mengeluhkan jarak kedatangan antarbus transjakarta, terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore.
Jalur-jalur yang tetap tidak steril membuat waktu tunggu dan waktu tempuh dengan transjakarta jadi serba tak pasti. Mayoritas armada juga dinilai tidak layak dan butuh peremajaan.
Beberapa terobosan yang coba dilakukan, antara lain meninggikan separator dan penggunaan palang otomatis untuk menghalau penerobos jalur khusus bus transjakarta, terbukti hingga kini tak berhasil. Sementara upaya peremajaan secara total tak juga terealisasi.
Banyak cara
Direktur Institute Transportation for Development Policy (ITDP) Yoga Adiwinarto menambahkan, selain memudahkan pengguna, integrasi angkutan nontransjakarta juga akan memperkuat transjakarta.