Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Publik Menanti Janji Integrasi

Kompas.com - 11/11/2015, 15:17 WIB
JAKARTA, KOMPAS — Warga Jakarta menanti janji integrasi angkutan umum berbasis bus. Wacana telah berulang kali disampaikan pemerintah, tetapi realisasinya terus mundur.

Harapan kini tertuju pada rencana penggabungan sejumlah operator angkutan umum ke dalam pengelolaan PT Transportasi Jakarta.

Pada 27 Oktober 2015, PT Transportasi Jakarta bersama Dinas Perhubungan dan Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) DKI Jakarta, menandatangani nota kesepakatan integrasi angkutan umum.

Ketiganya berkomitmen mengintegrasikan angkutan umum nontransjakarta setidaknya pada akhir tahun ini.

Sembilan bulan sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta ketika itu, Benyamin Bukit, menjanjikan hal yang sama.

Integrasi akan ditempuh dengan uji coba penggabungan Kopaja S66 (rute Blok M-Manggarai) dengan transjakarta setidaknya pada akhir Maret 2015.

Namun, uji coba gagal. Integrasi yang dijanjikan pun belum terwujud.

Koordinator Suara Transjakarta, David Tjahjana, saat berdiskusi tentang transportasi di Institut Studi Transportasi (Instran), Selasa (10/11), menyatakan, warga sekaligus pengguna angkutan umum di Jakarta menunggu janji-janji integrasi.

Selain menggabungkan pengelolaan angkutan pengumpan dari kantong-kantong penumpang, pengguna berharap perbaikan layanan transjakarta yang dinilai masih kurang.

"Angkutan massal berbasis bus ini sudah tersedia, ada di depan mata, dan beda dengan MRT (angkutan massal cepat) atau LRT (kereta ringan) yang masih menunggu setidaknya tiga tahun. Namun, butuh usaha lebih dari pemerintah dan operator untuk meningkatkan cakupan dan layanannya," kata David.

Direktur Instran Darmaningtyas menambahkan, sejumlah pengguna masih mengeluhkan jarak kedatangan antarbus transjakarta, terutama pada jam-jam sibuk pagi dan sore.

Jalur-jalur yang tetap tidak steril membuat waktu tunggu dan waktu tempuh dengan transjakarta jadi serba tak pasti. Mayoritas armada juga dinilai tidak layak dan butuh peremajaan.

Beberapa terobosan yang coba dilakukan, antara lain meninggikan separator dan penggunaan palang otomatis untuk menghalau penerobos jalur khusus bus transjakarta, terbukti hingga kini tak berhasil. Sementara upaya peremajaan secara total tak juga terealisasi.

Banyak cara

Direktur Institute Transportation for Development Policy (ITDP) Yoga Adiwinarto menambahkan, selain memudahkan pengguna, integrasi angkutan nontransjakarta juga akan memperkuat transjakarta.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pilu Wanita yang Tenggelam di Kali Mookervart | Kasus Bocah Setir Mobil Pameran dan Tabrak Tembok Mal Berujung Damai

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Rute Mikrotrans JAK99 Pulogadung-Lampiri

Megapolitan
Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Tak Hanya Chandrika Chika, Polisi juga Tangkap Atlet E-Sport Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Akibat Pipa Bocor, Warga BSD City Terpaksa Beli Air Isi Ulang

Megapolitan
Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Buka Pendaftaran PPK, KPU Depok Butuh 55 Orang untuk di 11 Kecamatan

Megapolitan
Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Selebgram Chandrika Chika Ditangkap Polisi Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkotika

Megapolitan
Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Polisi Sebut Korban Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Derita Kerugian Puluhan Juta

Megapolitan
Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Sambut Pilkada DKI dan Jabar, PAN Prioritaskan Kadernya Maju di Pilkada 2024 Termasuk Zita Anjaini

Megapolitan
Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Air di Rumahnya Mati, Warga Perumahan BSD Terpaksa Mengungsi ke Rumah Saudara

Megapolitan
Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Pria Tewas di Kamar Kontrakan Depok, Diduga Sakit dan Depresi

Megapolitan
Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Polisi Periksa Empat Saksi Terkait Kasus Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina

Megapolitan
Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mangkir dari Panggilan Polisi

Megapolitan
Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Wanita Hamil Tewas di Kelapa Gading, Kekasih Menyesal dan Minta Maaf ke Keluarga Korban

Megapolitan
Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Terjerat Kasus Penistaan Agama, TikTokers Galihloss Terancam 6 Tahun Penjara

Megapolitan
Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Banyak Warga Jakarta Disebut Belum Terima Sertifikat Tanah dari PTSL

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com