Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendukung dan Pembenci Ahok Sama Kuat

Kompas.com - 11/11/2015, 17:21 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Cyrus Network menyatakan, saat ini Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama telah memiliki pendukung dan pembenci loyalis.

Jumlahnya sama besar, yakni sekitar 40 persen.

Peneliti Cyrus, Eko David Afianto, memprediksi jumlah tersebut tidak akan lagi berubah sampai datangnya Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017.

"Pendukung loyalis dan pembenci loyalis Ahok sama kuat. Di tengah-tengahnya ada 20 yang sampai saat ini belum menentukan pilihan. Suara inilah yang akan diperebutkan saat pilkada mendatang," kata dia di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (11/11/2015).

Saat ini, pendukung loyalis Ahok sudah bisa dikategorikan sebagai strong voters. Mereka diyakini susah atau tidak akan lagi mengubah pilihan.

"Empat puluh persen itu sudah masuk dalam kategori konsisten. Adapun bentuk loyalnya bisa dilihat dari kerelaan mereka untuk mengumpulkan KTP agar Ahok maju lewat jalur independen," tutur Eko.

Hal yang sama terjadi pada pembenci Ahok. Mereka juga sudah mencapai tahap strong voters.

Artinya, dengan siapa pun Ahok bersaing, mereka tidak akan memilih gubernur petahana itu.

Namun, sampai saat ini, arah dukungan mereka masih terpecah ke beberapa calon yang meramaikan bursa pencalonan.

Nama-nama itu di antaranya Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, calon wali kota petahana Surabaya Tri Rismaharini, dan mantan Menpora Adhyaksa Dault.

"Saat ini pemilih potensial Ridwan Kamil dan Risma mulai beralih ke calon lain, salah satunya Adhyaksa Dault," ujar dia.

Survei terbaru yang dilakukan Cyrus Netwok menunjukkan, Ahok memiliki tingkat elektabilitas 40,7 persen, Ridwan 15,9 persen, Risma 9,1 persen, dan Adhyaksa 6,7 persen.

Survei terbaru yang dilakukan Cyrus dilakukan pada periode 27 Oktober-1 November 2015.

Survei melibatkan 1.000 responden yang tersebar di semua wilayah DKI Jakarta.

Penarikan responden dilakukan dengan teknik multistage random sampling dengan margin of error sekitar 3 persen.

Survei ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan Cyrus pada tahun ini. Survei sebelumnya dilakukan pada April.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Sepakat Koalisi di Pilkada Bogor, Gerindra-PKB Siap Kawal Program Prabowo-Gibran

Megapolitan
Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Foto Presiden-Wapres Prabowo-Gibran Mulai Dijual, Harganya Rp 250.000

Megapolitan
Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal 'Fogging' buat Atasi DBD di Jakarta

Pemprov DKI Diingatkan Jangan Asal "Fogging" buat Atasi DBD di Jakarta

Megapolitan
April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

April Puncak Kasus DBD, 14 Pasien Masih Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Bakal Diusung Jadi Cawalkot Depok, Imam Budi Hartono Harap PKS Bisa Menang Kelima Kalinya

Megapolitan
“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

“Curi Start” Jual Foto Prabowo-Gibran, Pedagang Pigura Pakai Foto Editan

Megapolitan
Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Stok Darah Bulan Ini Menipis, PMI Jakbar Minta Masyarakat Berdonasi untuk Antisipasi DBD

Megapolitan
Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Trauma, Pelajar yang Lihat Pria Pamer Alat Vital di Jalan Yos Sudarso Tak Berani Pulang Sendiri

Megapolitan
Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Seorang Pria Pamer Alat Vital di Depan Pelajar yang Tunggu Bus di Jakut

Megapolitan
Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Nasib Tragis Bocah 7 Tahun di Tangerang, Dibunuh Tante Sendiri karena Dendam Masalah Uang

Megapolitan
Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Resmi, Imam Budi Hartono Bakal Diusung PKS Jadi Calon Wali Kota Depok

Megapolitan
Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Menguatnya Sinyal Koalisi di Pilkada Bogor 2024..

Megapolitan
Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Berkoalisi dengan Gerindra di Pilkada Bogor, PKB: Ini Cinta Lama Bersemi Kembali

Megapolitan
Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi 'Start' dan Ragu-ragu

Pedagang Maju Mundur Jual Foto Prabowo-Gibran, Ada yang Curi "Start" dan Ragu-ragu

Megapolitan
Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Lima RT di Jakarta Terendam Banjir akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com