Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Sekda Terlibat Kasus UPS, Lasro Bohongi Saya!

Kompas.com - 21/11/2015, 15:54 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama enggan mengomentari detail perihal kesaksian Kepala Inspektorat DKI Lasro Marbun di sidang tipikor dalam kasus pengadaan perangkat uninterruptible power supply (UPS) tahun anggaran perubahan 2014.

Dalam kesaksiannya, Lasro menyebut nama Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah yang menginstruksikan Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat mengadakan UPS. 

"Kalau itu (Sekda terlibat kasus UPS) benar, berarti Pak Lasro juga bohongi saya," kata Basuki di Balai Kota, Sabtu (21/11/2015). 

Pasalnya, kepada Basuki, Lasro mengaku tidak tahu-menahu perihal pengadaan UPS. Pada saat memberi kesaksian kepada jaksa, lanjut dia, justru Lasro mengaku telah ditelepon mantan Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Sudin Dikmen Jakarta Barat Alex Usman.

Saat korupsi terjadi, Lasro merupakan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

"Saya bilang, kamu sudah bohongi saya dong. Kan, kamu ngakunya sama saya kamu kecolongan begitu lho. Ternyata, kamu tahu ada (pengadaan UPS) kok. Tapi, dia bilang, cuma tahu ada beli barang, tetapi enggak tahu kalau barangnya UPS, wallahualam deh," kata Basuki. 

Lasro dan Saefullah ikut hadir pada rapat bersama satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI, Jumat (20/11/2015) malam. Namun, Saefullah datang terlambat untuk menghadiri sebuah pengajian. Basuki pun sempat meledek Lasro.

"Gue ledekin dia kemarin, 'Wah, untung enggak ada Pak Sekda lho Pak. Kalau Pak Sekda datang, bisa ribut lo berdua nih!' Eh terus Pak Sekda datang. Ha-ha-ha," kata Basuki tertawa.

Meski demikian, Basuki menyerahkan permasalahan ini kepada aparat yang berwenang. 

Pengadaan UPS

Mengutip berita Tribunnews.com, saat persidangan di Pengadilan Tipikor, Lasro mengatakan, pada November 2014, dia dihubungi mantan Kepala Sarana dan Prasarana Suku Dinas Pendidikan Menengah Jakarta Barat Alex Usman.

Melalui sambungan telepon, dia mendapat kabar di Sudin Dikmen Jakarta Barat sedang berlangsung pengadaan barang.

Lantas, Lasro menanyakan urgensi pengadaan barang tersebut. Saat itulah terucap nama Sekda. Lasro percaya karena Sekda merupakan Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

Sekda Saefullah hari ini membantah pernyataan tersebut. Dia mengatakan tidak memerintahkan pengadaan UPS. 

"Enggak ada, enggak ada, enggak pernah (menginstruksikan pengusulan pengadaan UPS)," kata Saefullah.

Bareskrim Polri menetapkan Alex dan Zaenal Soelaiman sebagai tersangka pengadaan UPS tahun 2014. Keduanya bertindak sebagai pejabat pembuat komitmen saat pengadaan UPS tahun 2014 lalu.

Dari 49 paket pengadaan UPS, Alex dan Zaenal menjadi tersangka di 25 paket pengadaan UPS, sedangkan sisanya masih dalam penyidikan.

Kedua tersangka dikenakan Pasal 2 dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat (1) ke satu KUHP.

Dua anggota DPRD DKI Jakarta juga ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tersebut, yakni Fahmi Zulfikar dari Fraksi Partai Hanura dan Muhammad Firmansyah dari Fraksi Partai Demokrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditangkap Polisi

Megapolitan
Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Komisi A DPRD DKI Desak Pemprov DKI Kejar Kewajiban Pengembang di Jakarta soal Fasos Fasum

Megapolitan
Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Sekretaris Pribadi Iriana Jokowi Ambil Formulir Calon Wali Kota Bogor Lewat PDIP, tapi Belum Mengembalikan

Megapolitan
Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Tak Bisa Lagi Kerja Berat Jadi Alasan Lupi Tetap Setia Menarik Sampan meski Sepi Penumpang

Megapolitan
Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Teman Siswa yang Gantung Diri di Palmerah Sebut Korban Tak Suka Cerita Masalah Apa Pun

Megapolitan
Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Demo di Depan Kedubes AS, Koalisi Musisi untuk Palestina Serukan Tiga Tuntutan Sebelum Membubarkan Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com