Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota DPRD: Pangkas Anggaran Tanpa Pembahasan Banggar, Ahok Salahi Mekanisme

Kompas.com - 21/11/2015, 16:07 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI, Tandanan Daulay, mempertanyakan perbedaan rancangan anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI yang terdapat di sistem e-budgeting dengan hardcopy yang diberikan kepada anggota DPRD DKI.

Selain itu, lanjut dia, jika ada perubahan atau pemangkasan anggaran, hal itu seharusnya disepakati bersama Banggar DPRD DKI. 

"Sebelumnya, saya mau tanya ke Sekda dan Kepala Bappeda dulu. Bolehkah anggaran ini diubah-ubah tanpa ada pemberitahuan ke DPRD? Ini (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) sudah salah mekanisme kalau saya bilang," kata Daulay dalam rapat Banggar DPRD DKI, Sabtu (21/11/2015). 

Oleh karena itu, ia meminta pimpinan Banggar yang hadir saat itu untuk segera mengambil sikap. Adapun pimpinan Banggar yang hadir saat itu adalah Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik dan Triwisaksana.

"Ini apa perlu penjelasan terlebih dahulu secara keseluruhan, mana saja yang diubah atau bagaimana? Bertahun-tahun bahas anggaran, enggak pernah ada kejadian seperti ini," kata Daulay. 

Sementara itu, M Taufik mengaku tidak menerima perubahan rancangan anggaran oleh Disparbud DKI.

"Hukumnya, tidak boleh itu, Pak," kata Taufik kepada Kepala Disparbud DKI Purba Hutapea. 

Gubernur Basuki sebelumnya membeberkan pemborosan anggaran di Disparbud DKI Jakarta. ia pun memanggil Disparbud DKI pada Rabu (18/11/2015) lalu.

Basuki mengatakan, rancangan anggaran Disparbud DKI di KUA-PPAS 2016 mencapai Rp 300 miliar. Namun, Basuki memangkas rancangan anggarannya dengan menghapus penyelenggaraan acara dan festival kebudayaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasad Perempuan dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Jasad Perempuan dalam Koper di Bekasi Alami Luka di Kepala, Hidung dan Bibir

Megapolitan
Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Dukcapil DKI: Penonaktifan NIK Warga Jakarta Bisa Tekan Angka Golput di Pilkada

Megapolitan
Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Polisi: Mayat dalam Koper di Cikarang Bekasi Seorang Perempuan Paruh Baya Asal Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Pembunuh Wanita di Pulau Pari Curi Ponsel Korban dan Langsung Kabur ke Sumbar

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Warga Duga Ada Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru Seharga Rp 50 Juta oleh Oknum Pengelola

Megapolitan
Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Pemprov DKI: Restorasi Rumah Dinas Gubernur Masih Tahap Perencanaan

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Harga Bawang Merah Melonjak, Pedagang Keluhkan Pembelinya Berkurang

Megapolitan
NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

NIK Ratusan Ribu Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Terancam Dinonaktifkan

Megapolitan
Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Wakil Ketua DPRD Niat Bertarung di Pilkada Kota Bogor: Syahwat Itu Memang Sudah Ada...

Megapolitan
Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Saksi Sebut Hujan Tak Begitu Deras Saat Petir Sambar 2 Anggota TNI di Cilangkap

Megapolitan
PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

PAN Sebut Warga Depok Jenuh dengan PKS, Imam Budi: Bagaimana Landasan Ilmiahnya?

Megapolitan
Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Ketika Kajari Jaksel Lelang Rubicon Mario Dandy, Saksi Bisu Kasus Penganiayaan D di Jaksel

Megapolitan
Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Warga Jakarta yang NIK-nya Dinonaktifkan Tak Bisa Pakai BPJS Kesehatan

Megapolitan
Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang 'Pelanggannya' di Kali Bekasi

Perempuan yang Ditemukan Tewas di Pulau Pari Dibuang "Pelanggannya" di Kali Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com