Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Otak Kasus Pemerasan, Novi Sibuk "Cengar-cengir" di Depan Media

Kompas.com - 21/11/2015, 19:32 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama pengungkapan kasus pemerasan di Mapolda Metro Jaya, salah satu tersangka yang juga otak kejahatan, Novi (35), malah lebih sering menatap ke awak media sambil tersenyum.

Padahal, tujuh tersangka lain yang diamankan semuanya menundukkan kepala dan menutupi wajah dengan kemeja oranye khas tahanan Polda Metro.

Selama konferensi pers yang dipimpin Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Eko Hadi, Novi tak tampak malu.

Sebaliknya, dia senang saat kamera berkali-kali diarahkan kepada dirinya.

Pada akhir dari penjelasan Eko soal kasus itu, beberapa pewarta meminta izin untuk bertanya kepada Novi. Eko pun mempersilakan Novi untuk bicara menggunakan microphone miliknya.

Dengan tangan yang masih diborgol, Novi bicara dengan singkat dan suara agak kencang soal alasannya menjebak dan memeras Yuan, pengusaha asal Taiwan.

"Saya sakit hati. Dijanjiin mau dibeliin Mercy, BMW, mau dikasih Rp 100 juta dolar, sampai sekarang, enggak ada semuanya. Saya juga janji mau dinikahin dari tahun 2008, tapi semuanya bohong," kata Novi.

"Dia (Yuan) sudah hamilin saya tiga kali dan tiga kali juga saya keguguran," tutur Novi lagi.

Eko memotong kesempatan Novi berbicara sampai di sana. Namun, dari tempatnya berdiri, Novi terlihat seperti masih mau berbicara, dengan melihat microphone yang dipakai oleh Eko.

Novi menjalani aksinya dengan mengajak tujuh orang rekannya untuk menjebak Yuan. Perempuan berambut pirang ini sengaja merayu Yuan sampai ke kama hotel.

Di dalam kamar hotel, teman-teman Novi yang berpura-pura sebagai wartawan, polisi, hingga petugas imigrasi menggerebek mereka yang sedang berdua.

Novi kemudian menjadikan dirinya seolah sebagai korban pelecehan. Para pelaku kemudian memeras Yuan sampai Rp 10 miliar.

Novi dikenakan pasal pemerasan, yakni Pasal 368 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) bersama tujuh tersangka lain. Adapun masih ada tiga tersangka lainnya yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Buang Pepaya karena Sepi Pembeli, Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Rugi Besar

Megapolitan
Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Gara-gara Sakit Hati, Seorang Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Harga Pepaya di Pasar Induk Kramatjati Anjlok, Pedagang: Tombok Terus

Megapolitan
Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Pilkada Kota Bogor 2024, Golkar Prioritaskan Koalisi dengan Partai Pengusung Prabowo-Gibran

Megapolitan
Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Amankan Penetapan Presiden-Wakil Presiden 2024, Polda Metro Kerahkan 4.051 Personel Gabungan

Megapolitan
Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya karena Pembeli Belum Balik ke Jakarta

Megapolitan
Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Komisi B DPRD DKI Minta Pemprov DKI Tak Asal Batasi Kendaraan, Transportasi Publik Harus Membaik

Megapolitan
Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Politisi PAN dan Golkar Bogor Bertemu, Persiapkan Koalisi untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Nasib Tiktoker Galihloss Pelesetkan Kalimat Taawuz Berujung Terseret Kasus Penistaan Agama

Megapolitan
Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Teganya Agusmita yang Tinggalkan Kekasihnya Saat Sedang Aborsi di Kelapa Gading, Akhirnya Tewas karena Pendarahan

Megapolitan
Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Antisipasi Demo saat Penetapan Prabowo-Gibran di KPU, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Megapolitan
Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Pendapatan Meningkat 13 Persen, PT KCI Raup Rp 88 Miliar Selama Periode Lebaran 2024

Megapolitan
Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Soal Penambahan Lift dan Eskalator di Stasiun Cakung, KCI Koordinasi dengan Kemenhub

Megapolitan
Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Pengurus PAN Sambangi Kantor Golkar Bogor, Sinyal Pasangan Dedie-Rusli pada Pilkada 2024?

Megapolitan
Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Aduan Masalah THR Lebaran 2024 Menurun, Kadisnaker: Perusahaan Mulai Stabil Setelah Pandemi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com