Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ibu-ibu, Bapak-bapak, Saya Minta Maaf karena 'Nerobos' Palang Kereta"

Kompas.com - 08/12/2015, 09:35 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Saat menggelar razia gabungan bersama petugas Sudin Perhubungan Jakarta Pusat di Jalan Kramat Bunder, Kapolsek Senen Kompol Kasmono mencegat Metromini P47 jurusan Senen-Pulogebang yang nekat menerobos pelintasan kereta api (KA) Stasiun Pasar Senen.

Dia berdiri merentangkan tangan tepat di tengah jalan sambil berteriak keras kepada sopir metromini untuk menepikan busnya.

Metromini yang berasal dari perempatan Senen dan melaju kencang menuju Cempaka Putih itu pun akhirnya berhenti disertai decitan keras. Metromini itu berhenti di sisi jalan yang penuh dengan petugas.

Sopir metromini, yang diketahui bernama Jay (45), akhirnya keluar dari kursi pengemudi. Dia terlihat gemetar.

"Ampun Pak, saya minta maaf, saya enggak ada maksud buat nerobos," katanya di depan Kasmono.

Mengabaikan alasan Jay, Kasmono meminta dia menunjukkan surat kelengkapan kendaraan, mulai dari surat tanda nomor kendaraan (STNK), surat izin mengemudi (SIM), dan surat izin laik kendaraan atau kir. Namun, sekali lagi, Jay pun tertunduk. Terdengar pelan, suara Jay kembali meminta maaf.

"Maaf Pak, STNK-nya enggak ada, sudah ditilang kemarin. Terus, SIM, saya enggak punya. Nah (surat) kir-nya juga ditahan sama Dishub (Sudin Perhubungan Jakarta Pusat) kemarin, Pak," ujarnya sembari menunjukkan surat tilang dari pihak Kepolisian dan Sudin Perhubungan Jakarta Pusat kepada Kasmono.

Mengetahui hal tersebut, wajah Kasmono yang semula sudah terlihat ditekuk pun berubah memerah. Dia meminta agar sang sopir naik ke atas metromini untuk meminta maaf kepada penumpang.

Permintaan maaf harus disampaikan kepada penumpang lantaran dirinya telah mengendarai bus menerobos pintu pelintasan KA, dan karena itu perjalanan tidak dapat dilanjutkan sebab bus akan ditahan.

Seusai diberi perintah, Jay melangkah gontai menaiki metromini miliknya. Kepada para penumpang, dia mengulangi perkataan yang disampaikan Kasmono kepadanya.

"Ibu-ibu, Bapak-bapak, saya minta maaf karena sudah nerobos palang kereta. Saya juga minta maaf karena enggak bisa nerusin perjalanan," ucapnya pelan diiringi cibiran penumpang yang segera turun dari metromini.

Setelah metromini dikosongkan, petugas Sudin Perhubungan Jakarta Pusat segera memasang derek tepat di muka metromini.

Sesuai ketentuan, apabila tidak disertai kelengkapan surat kendaraan, bus akan dikandangkan di Depo Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

"Rata-rata metromini yang terjaring ini (karena sopir) tidak memiliki kelengkapan surat-surat, mulai dari SIM, STNK, dan (surat) kir. Kesalnya, mereka itu enggak belajar dari kejadian. Sudah tahu kemarin (Minggu, 6 Desember 2015) ada kejadian, sekarang malah ngulangin lagi," ujarnya.

Selepas pemberian arahan untuk Jay, razia pun dilanjutkan. Tercatat, ada delapan metromini dan satu mayasari yang ditilang oleh pihaknya.

Semuanya tidak disertai kelengkapan identitas dan surat kendaraan. (Dwi Rizki)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Warta Kota
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Nasib Jesika Jadi Korban Kebakaran Toko di Mampang, Baru 2 Hari Injakkan Kaki di Jakarta

Megapolitan
Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Kejati DKI Belum Terima Berkas Perkara Firli Bahuri Terkait Dugaan Pemerasan terhadap SYL

Megapolitan
Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Belajar dari Kasus Sopir Fortuner Arogan, Jangan Takut dengan Mobil Berpelat Dinas...

Megapolitan
7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang Telah Dipulangkan

7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang Telah Dipulangkan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

[POPULER JABODETABEK] 7 Orang Tewas Terjebak Kebakaran Toko Saudara Frame | Serba-serbi Warung Madura yang Jarang Diketahui

Megapolitan
3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' di Mampang adalah ART

3 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" di Mampang adalah ART

Megapolitan
Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Staf Khusus Bupati Kediri Ikut Daftar Bakal Calon Wali Kota Bogor Lewat PDI-P

Megapolitan
4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

4 dari 7 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang adalah Satu Keluarga

Megapolitan
Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Tangkap Komplotan Pencuri yang Beraksi di Pesanggrahan, Polisi Sita 9 Motor

Megapolitan
Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran 'Saudara Frame' Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Alami Luka Bakar Hampir 100 Persen, 7 Jenazah Korban Kebakaran "Saudara Frame" Bisa Diidentifikasi Lewat Gigi

Megapolitan
Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Melawan Saat Ditangkap, Salah Satu Komplotan Pencuri Motor di Pesanggrahan Ditembak Polisi

Megapolitan
Uang Korban Dipakai 'Trading', Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Uang Korban Dipakai "Trading", Pelaku Dugaan Penipuan Beasiswa S3 ke Filipina Mengaku Siap Dipenjara

Megapolitan
Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Siswa SMP yang Gantung Diri di Palmerah Dikenal Aktif Bersosialisasi di Lingkungan Rumah

Megapolitan
Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai 'Saudara Frame' Berhasil Diidentifikasi

Identitas 7 Jenazah Korban Kebakaran Toko Bingkai "Saudara Frame" Berhasil Diidentifikasi

Megapolitan
Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI Sebesar Rp 22 Miliar Tak Hanya untuk Perbaikan, tapi Juga Penambahan Fasilitas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com