JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap wajar Presiden Joko Widodo marah akibat namanya dicatut dalam kasus "Papa Minta Saham".
Dalam kasus ini, Menteri ESDM Sudirman Said melaporkan Ketua DPR Setya Novanto kepada Mahkamah Dewan Kehormatan (MKD) DPR RI sebagai pihak yang diduga mencatut Presiden dan Wapres Jusuf Kalla dalam renegosiasi kontrak PT Freeport.
"Wajar dong Pak Jokowi marah namanya dicatut minta saham," kata Basuki di Balai Kota, Selasa (8/12/2015). (Baca: Jokowi: Tak Apa Saya Dibilang "Koppig", tetapi kalau Sudah Meminta Saham, Tak Bisa!)
Basuki mengaku sangat mengenal kepribadian Jokowi karena dia pernah mendampingi Jokowi memimpin Jakarta selama tiga tahun. Selama itu, kata Basuki, godaan di Jakarta jauh lebih besar dibanding saat menjadi presiden.
"Pak Jokowi enggak terima deal dari pengusaha-pengusaha properti. Ketemu (pengusaha properti) saja enggak mau. Makanya saya jamin beliau itu enggak mungkin minta saham, minta uang, terima (pengusaha properti) saja enggak mau," kata Basuki.
Meski demikian, lanjut dia, respons Jokowi terhadap kasus "Papa Minta Saham", Senin (7/12/2015) kemarin, belum pada tahap marah besar. (Baca: Luhut: Presiden Pantas Marah)
"Kalau menurut saya, Pak Jokowi belum marah. Saya bingung kenapa media, koran Inggris, tulis Pak Jokowi furious (marah besar), ya bingung. Beliau marah, saya tahu marah, tetapi media jangan tulis seolah marahnya itu yang bagaimana," kata Basuki.
Presiden Jokowi sebelumnya marah setelah membaca secara utuh isi transkrip percakapan antara Novanto, Maroef Sjamsuddin, dan Riza Chalid yang sebelumnya dilaporkan Sudirman kepada MKD DPR RI. Wapres Jusuf Kalla juga menyarankan agar Novanto mundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.