Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ITDP: Bekukan Operator yang Tak Mau Gabung ke Transjakarta!

Kompas.com - 16/12/2015, 14:11 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Institute for Transportation and Development (ITDP) menilai perlunya pemerintah mengambil alih sejumlah operator angkutan umum di Jakarta.

Operator yang perlu diambil alih tersebut di antaranya Metromini, Kopaja, Kopami, Mikrolet, dan KWK. (Baca: Pengamat: Metromini PT Banci)

Dari sejumlah operator tersebut, baru Kopaja yang akan diambil alih dan berintegrasi dengan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

"Bekukan operator angkutan umum yang tidak mau bergabung dengan Transjakarta," kata Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto melalui keterangan tertulis, Rabu (16/12/2015).

Yoga yakin, pengambilalihan layanan operator ini dapat menekan angka kecelakaan. Dengan diambil alih pemerintah, operator nantinya akan menerima pembayaran dengan sistem rupiah per kilometer.

Dengan demikian, para sopir akan menerima gaji bulanan sehingga tidak perlu lagi mengejar setoran. (Baca: Ahok: Semua Metromini Tangkap, Habisin Saja!)

Ia juga menilai perlunya PT Transjakarta mengambil alih operator ini untuk mempermudah pengintegrasiannya dengan transjakarta atau sistem bus rapid transit (BRT).

Untuk PT Transjakarta, Yoga menyarankan agar BUMD tersebut meningkatkan kapasitas sistem BRT setelah mengambil alih layanan operator.

Dengan cara ini, Yoga yakin akan mudah bagi PT Transjakarta untuk mengintegrasikan trayek-trayek yang sebelumnya dikelola Kopaja atau Metromini.

"Langkah-langkah di atas wajib dimulai secepatnya dan diselesaikan dalam dua tahun ke depan. Kita mendambakan angkutan umum di Jakarta yang dapat setara dengan kota-kota lain di dunia," ujar dia.

Menurut Yoga, perbaikan layanan angkutan umum di Jakarta hanya bisa dilakukan jika Pemerintah Provinsi DKI bersungguh-sungguh. (Baca: 2015 Hampir Berakhir, Integrasi Kopaja AC-Transjakarta Belum Terealisasi)

Salah satunya ialah dengan mengalokasikan anggaran besar untuk pengembangan sektor transportasi.

"Ironisnya, dengan APBD besar, pemerintah pada tahun 2015 hanya dapat mengalokasikan 1,2 persen dari APBD-nya untuk menyubsidi angkutan umum. Jelas angka ini sangat kecil dan belum menunjukkan komitmen yang menyeluruh untuk menyediakan angkutan umum yang layak," kata Yoga.

Kompas TV Polisi Tangkap Metromini Ugal-ugalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Kuota Haji Kota Tangsel Capai 1.242 Jemaah, Pemberangkatan Dibagi 2 Gelombang

Megapolitan
Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Paniknya Mahasiswa di Tangsel, Kontrakan Digeruduk Warga saat Sedang Beribadah

Megapolitan
Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Jasad Balita Tersangkut di Selokan Matraman, Orangtua Sempat Lapor Kehilangan

Megapolitan
Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Jasad Balita di Matraman Ditemukan Warga Saat Bersihkan Selokan, Ternyata Sudah 3 Hari Hilang

Megapolitan
Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Polisi Ungkap Penyebab Mahasiswa di Tangsel Bertikai dengan Warga Saat Beribadah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com