Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus Salip Suara Gerindra, Teman Ahok Bantah Tuduhan Taufik soal "Bully" Warteg

Kompas.com - 17/12/2015, 09:40 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kelompok relawan pendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Teman Ahok, membantah tuduhan Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik yang menyebut mereka ada di balik aksi bully terkait warteg.

Juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, mengatakan bahwa tidak seorang pun di pihaknya yang membuat meme (gambar sindiran) terhadap Taufik.

"Jadi, kalau dari organisasi Teman Ahok, saya pastikan enggak ada bikin begituan. Kita lagi fokus memenuhi target KTP melewati suara Gerindra sampai akhir tahun ini," kata Amalia saat dihubungi, Kamis (17/12/2015).

Amelia berpendapat, pembuat meme itu bisa saja pendukung Ahok dan dilakukan secara individu.

"Teman (pendukung) Ahok kan banyak. Tidak cuma di organisasi Teman Ahok. Sekali lagi, saya pastikan kalau dari organisasi Teman Ahok tidak melempar sindiran kepada Pak Taufik," ujar dia.

Sebelumnya, Taufik menuding ada peran Teman Ahok di balik aksi bully warteg terhadap dirinya. Namun, ia mengaku tak ambil pusing dengan aksi tersebut.

"Ya enggak apa-apa, itu kan Temannya Ahok kali. Santai saja. Kita sampaikan apa adanya," kata dia saat dihubungi, Rabu (16/12/2015).

[Baca: Taufik Tuding "Teman Ahok" Berada di Balik Ledekan di Media Sosial]

Menurut Taufik, orang-orang yang mem-bully dirinya tidak paham konteks pernyataan yang ia sampaikan.

"Mereka enggak ngerti yang sebetulnya dialog itu kayak apa," ujar dia.

Beberapa hari ini, di media sosial, muncul meme bergambar suasana warteg dengan kalimat sindiran yang ditujukan kepada Taufik.

[Baca: Netizen Sindir Taufik yang Enggan Makan di Warteg]

Meme muncul merespons pernyataan Taufik beberapa hari lalu. Pada Senin kemarin, Taufik mengaku kerap menombok saat melakukan perjalanan dinas.

[Baca: Taufik: Kalau Uang Makan Masuk ke Rp 470.000, Kami Enggak Bisa Makan Lobster]

Menurut Taufik, seharusnya uang perjalanan dinas yang diterima Dewan sekitar Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per hari.

"Coba dihitung saja makan dua kali sehari berapa? Kan enggak mungkin kami makan di warung tegal," kata dia di Gedung DPRD DKI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com