Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Sebut PT Transjakarta Kurang Ajar Beralasan Dana Pembelian Bus Telat

Kompas.com - 20/12/2015, 12:06 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Target menciptakan transportasi yang aman dan memadai menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bisa dicapai dengan sistem pembayaran rupiah per kilometer.

Dengan demikian, sistem setoran akan hilang sehingga para sopir bus yang melayani pengguna jasa alat transportasi umum di DKI tidak perlu mengebut untuk mengejar setoran.

Namun, target tersebut saat ini belum dapat direalisasikan.

Basuki mengatakan, kendalanya, pihak Transjakarta tidak mau membeli bus.

"Kendalanya, Transjakarta enggak pernah mau beli bus. Alasannya, PMP (penyertaan modal pemerintah) telat, (tetapi) ngajuin PMP tanggal 26 Oktober, kan kurang ajar. Saya minta dia dari 2014, lho," kata Basuki dalam acara Turnamen Futsal Piala Gubernur DKI 2015, di Planet Futsal, Jakarta Selatan, Minggu (20/12/2015).

Akibatnya, DKI saat ini kekurangan bus untuk moda transportasi. Untungnya, DKI mendapat pinjaman bus dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

"Bus baru dari Kemenhub sudah kasih 600 unit. Kita tinggal beli lagi," ujar Basuki.

Basuki menargetkan penerapan sistem rupiah per kilometer di semua bus sampai 2017. Namun, jika pembelian bus berjalan cepat, target akan mulai terealisasi akhir tahun depan.

"Paling enggak kalau pembelian bus cepat, di akhir 2016 sudah kelihatan," ujar Basuki.

Buntut masalah ini, pria dengan sapaan Ahok itu akan mengganti Dirut PT Transjakarta Antonius Kosasih.

Ahok berencana menggantinya tahun depan. "Jadi, tahun depan jadi (ganti)," ujar Ahok.

Sebelumnya, pihak Transjakarta menyebut, lambannya pencairan PMP dan public service obligation (PSO) menjadi faktor utama yang menjadikan target pengadaan 1.000 bus pada tahun ini tidak tercapai. 

Pemberian PSO dan PMP untuk PT Transjakarta diketahui menjadi kewenangan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) serta Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans).

Adapun besaran PMP dan PSO untuk PT Transjakarta pada tahun 2015 diketahui mencapai Rp 1 triliun.

Sejak APBD 2015, pada Mei hingga pertengahan tahun, tidak ada tanda-tanda dari pejabat berwenang kedua instansi tersebut untuk mempercepat proses pencairan dana PMP.

Keadaan mulai membaik saat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama melakukan perombakan pejabat di semua instansi pada Juli 2015, tak terkecuali di Dishubtrans dan BPKAD.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Heru Budi Pastikan ASN Pemprov DKI Bolos Usai Libur Lebaran Akan Disanksi Tegas

Megapolitan
Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Heru Budi: Pemprov DKI Tak Ada WFH, Kan Sudah 10 Hari Libur...

Megapolitan
Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Mulai Bekerja Usai Cuti Lebaran, ASN Pemprov DKI: Enggak Ada WFH

Megapolitan
Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi 'Online' dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Suami di Jaksel Terjerat Lingkaran Setan Judi "Online" dan Pinjol, Istri Dianiaya lalu Ditinggal Kabur

Megapolitan
Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Jalan Gatot Subroto-Pancoran Mulai Ramai Kendaraan, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

KRL Jabodetabek Gangguan di Manggarai, Rute Bogor-Jakarta Terhambat

Megapolitan
Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Menikmati Hari Libur Terakhir Lebaran di Ancol Sebelum Masuk Kerja

Megapolitan
Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Jalan Sudirman-Thamrin Mulai Ramai Kendaraan Bermotor, tapi Masih Lancar

Megapolitan
KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

KRL Jabodetabek Mulai Dipadati Penumpang, Sampai Berebut Saat Naik dan Turun

Megapolitan
Pemudik Keluhkan Sulit Cari 'Rest Area', padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Pemudik Keluhkan Sulit Cari "Rest Area", padahal Fisik Kelelahan akibat Berkendara Berjam-jam

Megapolitan
Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Cerita Pemudik Kembali ke Jakarta Saat Puncak Arus Balik: 25 Jam di Jalan Bikin Betis Pegal

Megapolitan
Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Keluhkan Oknum Porter Terminal Kampung Rambutan yang Memaksa, Pemudik: Sampai Narik Tas, Jadi Takut

Megapolitan
Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Korban KDRT di Jaksel Trauma Mendalam, Takut Keluar Rumah

Megapolitan
Cuti Lebaran Usai, Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Hari Ini

Cuti Lebaran Usai, Ganjil Genap di Jakarta Berlaku Hari Ini

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 16 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com