Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Siap Berintegrasi, Metromini Tak Dinanti

Kompas.com - 23/12/2015, 09:28 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Agus Prabowo menerangkan bahwa instansinya tidak bisa menunggu metromini yang belum siap terintegrasi dengan transjakarta dan dibayar dengan sistem rupiah per kilometer.

LKPP sebagai penyedia barang hanya ingin memfasilitasi operator bus yang sudah siap saja.

"Kami diminta rupiah per kilometer, bus sedang. Semua operator diundang dari Kopaja, Mikrolet, sampai Metromini. Nah yang sanggup Kopaja, ya sudah kami enggak bisa nunggu (yang lain)," ujar Agus ketika dihubungi, Rabu (23/12/2015).

Setelah transjakarta dan kopaja sudah tanda tangan kontrak, LKPP mulai mempersiapkan sistem rupiah per kilometer.

Besaran tarif untuk Kopaja berjumlah Rp 10.350 per kilometer. Tarif untuk naik bus kopaja terintegrasi transjakarta sama seperti tarif layanan transjakarta pada umumnya, yakni Rp 3.500.

Agus sangat mengapresiasi sistem pembayaran rupiah per kilometer ini. Dia mengatakan, sistem rupiah per kilometer seperti yang digunakan kopaja baru dilakukan di Provinsi DKI Jakarta dan merupakan bentuk revolusi.

"Kami ingin kasih contoh ke kota lain juga karena penerapan rupiah per kilometer ini baru di Jakarta saja. Ini dahsyat ini. Revolusi pengadaan barang dan jasa di sektor transportasi," ujar dia.

Layanan bus kopaja terintegrasi transjakarta merupakan hasil kerja sama antara Kopaja dan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).

Layanan bus ini akan difungsikan untuk melayani rute di luar koridor transjakarta. Jenis bus yang digunakan adalah bus ukuran sedang.

Oleh karena tidak lagi menerima setoran dari para sopirnya, pemasukan bagi Kopaja sebagai operator yang mewadahi para sopir nantinya akan didapat dari kontrak rupiah per kilometer yang dibayarkan oleh PT Transjakarta.

Proses pembayarannya pun akan dilakukan secara non-tunai. Bus tidak diperbolehkan menaikturunkan penumpang di sembarang tempat. Penumpang pun hanya diperbolehkan naik dari halte yang disiapkan oleh PT Transjakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Sudah 3 Jam, Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Belum Juga Padam

Megapolitan
5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

5 Korban Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Berhasil Dievakuasi, Polisi: Mayoritas Menderita Luka Bakar

Megapolitan
7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

7 Orang Masih Terjebak dalam Kebakaran Toko Bingkai di Mampang Prapatan

Megapolitan
Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Karyawan Gedung Panik dan Berhamburan Keluar Saat Toko Bingkai di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Harga Bahan Dapur Naik Turun, Pedagang Pasar Perumnas Klender: Alhamdulillah Masih Punya Pelanggan Setia

Megapolitan
Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Pengemudi Fortuner Arogan Gunakan Pelat Dinas Palsu, TNI: Melebihi Gaya Tentara dan Rugikan Institusi

Megapolitan
Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Banyak Warga Menonton Kebakaran Toko Bingkai, Lalin di Simpang Mampang Prapatan Macet

Megapolitan
Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Pemkot Bogor Raih 374 Penghargaan Selama 10 Tahun Kepemimpinan Bima Arya

Megapolitan
Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Kena Batunya, Pengemudi Fortuner Arogan Mengaku Keluarga TNI Kini Berbaju Oranye dan Tertunduk

Megapolitan
Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Toko Pigura di Mampang Prapatan Kebakaran

Megapolitan
Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Puspom TNI: Purnawirawan Asep Adang Tak Kenal Pengemudi Fortuner Arogan yang Pakai Pelat Mobil Dinasnya

Megapolitan
Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Pemilik Khayangan Outdoor: Istri Saya Langsung Nangis Saat Tahu Toko Dibobol Maling

Megapolitan
Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko 'Outdoor' di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Puluhan Barang Pendakian Digondol Maling, Toko "Outdoor" di Pesanggrahan Rugi Hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Ratusan Orang Jadi Korban Penipuan Program Beasiswa Doktoral di Filipina

Megapolitan
Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Sejumlah Tokoh Bakal Berebut Tiket Pencalonan Wali Kota Bogor Lewat Gerindra

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com