JAKARTA, KOMPAS.com — Penolakan warga terhadap aksi sosial yang dilakukan oleh Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar disebut menjadi alasan pembubaran organisasi masyarakat (ormas) ini.
"Akhir-akhir ini kan Gafatar ramai dibicarakan, ternyata, dampaknya, banyak penolakan dari warga. Padahal, kami kan kesibukannya di bidang sosial," ujar staf ahli informasi dan komunikasi Gafatar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ilana Aninditya (23), kepada Kompas.com, Rabu (13/1/2016).
Ilana melanjutkan, penolakan itu membuat Gafatar memutuskan untuk membubarkan diri sejak Agustus 2015. Menurut dia, alasan lainnya, lebih banyak warga yang berprasangka buruk terhadap berbagai kegiatan sosial Gafatar.
"Mungkin kalau sekarang ini, orang lebih terbiasa melihat yang jahat. Jadi, ketika ada yang baik, orang sudah buruk sangka duluan," ucap Ilana.
Ilana mengatakan, organisasi Gafatar yang sudah bubar bukan hanya di Yogyakarta. Hal yang sama juga terjadi di tempat-tempat lain.
"Sebenarnya, yang bubar duluan malah Gafatar di pusat (Jakarta)," imbuhnya.
Ilana pun mengklaim bahwa Gafatar hanyalah ormas yang bergerak di bidang sosial, budaya, dan ilmiah. "Untuk di DIY saja, aksi sosialnya bisa sampai ribuan dalam setahun," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.