Satpol PP baru melakukan penertiban ketika ada PKL yang melanggar aturan. (Baca: Yusril: Yang PKL Takuti Itu Ancaman Satpol PP yang Dikendalikan Ahok)
"Saya sudah instruksi kepada lurah semua, di dalam Perda (Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum), pedagang tidak boleh jualan di trotoar maupun taman," kata Basuki di Balai Kota, Rabu (20/1/2016).
Selain itu, lanjut Basuki, PKL tidak boleh menjajakan dagangannya jika menyebabkan kemacetan lalu lintas atau menutup saluran air.
Menurut Basuki, PKL sudah mulai mengerti aturan yang diterapkan Pemprov DKI Jakarta. Sudah banyak PKL yang direlokasi ke lokasi binaan (lokbin) maupun pasar.
"Mana ada (PKL) yang takut Satpol PP? Bukan takut sebenarnya, menghormati lebih tepatnya. Jadi, Pak Yusril salah tuh," kata Basuki.
Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, sebelumnya menyebut PKL lebih takut kepada Satpol PP di bawah kendali Basuki dibandingkan ancaman teroris yang dikendalikan ISIS.
Hal itu, menurut Yusril, terbukti dari sikap beberapa PKL yang memilih tetap berdagang saat ledakan bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), terjadi.
Salah satu PKL yang tetap mempertahankan dagangannya adalah tukang sate, Jamal. (Baca: Ahok: Kalau PKL Takut sama Satpol PP, Berarti Mereka Sadar... )
Ia mendadak tenar setelah netizen mengunggah fotonya yang masih sibuk mengipasi sate. Padahal, bom meledak lebih kurang 100 meter dari lokasi jualannya.
"Kami pas dengar suara ledakan yang kedua dan lihat orang-orang lari, awalnya sempat mau ikut lari juga. Cuma setelah ingat dagangan, kami enggak jadi ikutan lari," ujar Jamal beberapa waktu.
Ia juga mengaku lebih takut kepada Satpol PP dibanding teroris. Sebab, gerobak Jamal pernah diangkut ke Cakung, Jakarta Timur, oleh Satpol PP.