Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekda Bantah Ada Permainan di Balik Pembatalan PMP untuk PD Dharma Jaya

Kompas.com - 25/01/2016, 19:50 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah membantah ada permainan di balik pembatalan pemberian penyertaan modal pemerintah (PMP) untuk PD Dharma Jaya. 

"Enggak ada yang diumpetin ini di program 2016. Kita terbuka, tidak ada kepentingan apapun. Termasuk kepentingan saya. Tidak ada kepentingan saya. Bisa dibuka," kata dia di Balai Kota, Senin (25/1/2016).

Menurut Saefullah, tidak adanya PMP untuk PD Dharma Jaya disebabkan karena pemberiannya tidak ada dalam Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2016.

"Cek aja deh ke Bappeda. Itu tidak ada di RKPD," ujar ada.

Tidak hanya itu, Saefullah menyebut anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) sebenarnya merupakan anggaran yang belum ada dananya. Hal itulah yang membuat PMP untuk BUMD tidak bisa dicairkan di awal tahun.

"Kita berencana di 2016 ini akan menggunakan uang sejumlah Rp 67,3 triliun. Tapi uangnya belum ada. Ada anggaran Rp 5 koma sekian triliun, tapi itu kan untuk belanja pegawai, makan minum, listrik. Kalau PMP yang didahuluin, nanti semua terganggu," kata dia.

Seperti diberitakan, PD Dharma Jaya gagal mendapatkan PMP sebesar Rp 50 miliar pada APBD 2016. Penyebabnya, karena Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), yang diketuai Saefullah, menilai perusahaan itu tidak menyerahkan analisa investasinya.

Di sisi lain, Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi membantah hal itu. Menurutnya, PD Dharma Jaya sudah menyerahkan analisa investasi sejak 22 Desember 2015.

Menanggapi hal itu, Saefullah menyebut alangkah lebih baik apabila ia dan Marina dipertemukan dan menjelaskan semua duduk permasalahan yang terjadi.

"Nanti jelasin bareng aja deh, sudah jadinya. Diadu terus enggak enak ini. Lagian ini kan anggaran udah jalan, (PMP untuk Dharma Jaya) masih bisa di Perubahan," ujar Saefullah.

Sebelumnya, Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menengarai ada permainan atas tidak diberikannya PMP kepada PD Dharma Jaya pada APBD DKI 2016.  

"Saya bilang, PD Dharma Jaya itu harus dapat (PMP). Ini alasan macam-macam," kata Basuki, di Balai Kota, Kamis (14/1/2016).  

Ia menduga ada pihak yang ingin menggagalkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memenuhi kebutuhan daging sapi. 

"Saya ngerti pikiran mereka kalau tugas beli daging beli apa. Dalam tanda kutip, itu ada yang mau gagalin aja (pengadaan daging sapi), alasannya macam-macam. Ya saya tahulah," kata dia. (Baca: Reaksi Ahok Tanggapi PD Dharma Jaya yang Tak Dapat PMP)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Remaja Perempuan Tanpa Identitas Tewas di RSUD Kebayoran Baru, Diduga Dicekoki Narkotika

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

[POPULER JABODETABEK] Pedagang di Pasar Induk Kramatjati Buang Puluhan Ton Pepaya | Tante di Tangerang Bunuh Keponakannya

Megapolitan
Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Rute Mikrotrans JAK98 Kampung Rambutan-Munjul

Megapolitan
Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Bisakah Beli Tiket Masuk Ancol On The Spot?

Megapolitan
Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Keseharian Galihloss di Mata Tetangga, Kerap Buat Konten untuk Bantu Perekonomian Keluarga

Megapolitan
Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Kajari Jaksel Harap Banyak Masyarakat Ikut Lelang Rubicon Mario Dandy

Megapolitan
Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Datang Posko Pengaduan Penonaktifkan NIK di Petamburan, Wisit Lapor Anak Bungsunya Tak Terdaftar

Megapolitan
Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Dibacok Begal, Pelajar SMP di Depok Alami Luka di Punggung

Megapolitan
Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Ketua DPRD DKI Kritik Kinerja Pj Gubernur, Heru Budi Disebut Belum Bisa Tanggulangi Banjir dan Macet

Megapolitan
Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Rampas Ponsel, Begal di Depok Bacok Bocah SMP

Megapolitan
“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

“Semoga Prabowo-Gibran Lebih Bagus, Jangan Kayak yang Sudah”

Megapolitan
Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Ketua DPRD: Jakarta Globalnya di Mana? Dekat Istana Masih Ada Daerah Kumuh

Megapolitan
Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Gerindra dan PKB Sepakat Berkoalisi di Pilkada Bogor 2024

Megapolitan
Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Anggaran Kelurahan di DKJ 5 Persen dari APBD, F-PKS: Kualitas Pelayanan Harus Naik

Megapolitan
Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Mobil Mario Dandy Dilelang, Harga Dibuka Rp 809 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com