"Kami sudah minta mereka (Bank Dunia) lebih cepat," kata Basuki, seusai meresmikan ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) Krendang, Tambora, Jakarta Barat, Rabu (3/2/2016).
Basuki mengatakan, ada beberapa sungai yang dikeruk secara swadaya oleh Dinas Tata Air DKI Jakarta. (Baca: Ini Dasar Kadis PU DKI Sempat Tolak Tanda Tangan Dokumen JEDI)
Dengan pengerukan sungai itu, lanjut dia, banjir serta genangan di Jakarta jadi lebih cepat surut
"Tapi sudah sempurna belum? Belum. Karena masih banyak pemukiman liar dan kami butuh beli alat berat, breaker untuk membongkar (pemukiman liar) semuanya," kata Basuki.
Proyek JEDI yang dirintis oleh Gubernur DKI sebelumnya, Fauzi Bowo atau Foke, diperkirakan menelan anggaran sebesar 190 juta dollar AS.
Bank Dunia memberikan pinjaman lunak kepada Pemerintah Indonesia sebesar 139 juta dollar AS. Sisanya, sebesar 51 juta dollar AS, akan dibebankan dari APBN dan APBD DKI.
Realisasi proyek JEDI dilakukan secara bertahap dan dibagi dalam tujuh paket pengerjaan.
Dari tujuh paket itu, tiga paket dikerjakan Pemprov DKI, dua oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dan dua lainnya oleh Cipta Karya melalui bantuan dana Bank Dunia.
Kementerian Pekerjaan Umum juga telah memastikan bahwa pengerjaan fisik pengerukan 11 sungai dan empat waduk di Jakarta dimulai dengan pengadaan tender fisik internasional.
Jika selesai, proyek ini diprediksi dapat mengurangi banjir sekitar 30 persen titik banjir Jakarta. (Baca: Terhambat Proses Administrasi, Proyek Pengerukan Kali Molor)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.