JAKARTA, KOMPAS.com — Pemilik sebuah rumah di Jalan Moncokerto, RT 14 RW 12 Utan Kayu, Matraman, Jakarta Timur, Meta Hasan Musdalifah (40), diduga menjadi otak kasus penganiayaan terhadap pembantu rumah tangga (PRT) bernama Ani (20).
Sebelumnya, Ani melarikan diri setelah mendapat penganiayaan parah di tempatnya bekerja. Hal ini berdasarkan hasil pemeriksaan sementara polisi terhadap korban.
"Otak (penganiayaan)-nya majikan korban yang namanya MHM, umurnya sekitar 40 tahun," kata Kepala Polsek Matraman Komisaris Suyoto di Mapolsek Matraman, Selasa (9/2/2016).
Polisi saat ini sedang mencari Meta lantaran saat digerebek rumahnya, yang bersangkutan sedang tidak berada di tempat. Jika tak ketemu, polisi bisa menerbitkan daftar pencarian orang (DPO) atas pelaku.
"Kita upayakan cari dulu (Meta). Kalau tidak ketemu, kita terbitkan DPO," ujar Suyoto.
Selain Meta, seorang pembantu pria lain, yakni Ari (21), juga ditangkap polisi. Ari diduga ikut terlibat bersama majikannya menganiaya Ani. (Baca: Dengan Tubuh Babak Belur, Seorang PRT Laporkan Penganiayaan oleh Majikannya)
"Jadi dari BAP sementara korban, pelakunya majikannya dan pembantu laki-lakinya itu. Sementara korban tidak bisa kita minta keterangan banyak karena sedang dirawat di RS Polri dan divisum," ujar Suyoto.
Suyoto membenarkan bahwa penganiayaan memang sudah berlangsung cukup lama. Penganiayaan terakhir yakni pada Senin tanggal 8 Februari 2016 pukul 16.00. Hal ini yang membuat Ani melarikan diri dari rumah setelah mendapat kesempatan untuk kabur.
"Tadi pagi korban sempat bisa keluar dari rumah, kemudian melompat pagar dan oleh warga dibawa ke Pospol Kebon Sirih, kemudian ke sini," ujar Suyoto.
Sebelumnya, Ani melarikan diri dari rumah majikannya dan mengaku dianiaya majikannya. PRT perempuan tersebut dalam kondisi babak belur dan mengalami sejumlah luka lebam, bengkak, serta bekas kekerasan benda tumpul mulai dari bagian kepala, telinga, hidung, bibir, dan beberapa bagian tubuh lainnya.
Kepada petugas yang memeriksa, perempuan tersebut mengaku mendapat kekerasan fisik yang cukup serius, mulai dari dipukul dengan sapu, sandal, disiram air panas, dan disetrika.
"Di siram air panasnya sudah lama, di dada sini. Kalau salah disiram air panas, dan perut saya ada bekas setrika," kata perempuan tersebut, Selasa siang.
Dari rumah majikannya, ia kabur dengan melarikan diri dengan memanjat keluar dari rumah. Perempuan ini tampak ketakutan. Dia akan divisum dan kasus ini sedang ditangani oleh polisi. (Baca: Di Rumah Majikan PRT yang Babak Belur, Polisi Temukan Bekas Noda Darah)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.