Secara umum, warga Kalijodo termasuk para pekerja seks komersial (PSK)-nya mengaku akan melawan jika kawasan itu benar-benar digusur. Mereka mengaku sudah menetap di kawasan ini bertahun-tahun.
Warga juga menolak direlokasi ke rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang disediakan Ahok lantaran sudah enak di Kalijodo.
Pantauan Warta Kota, Kamis (11/2/2016) siang, kondisi Jalan Kepanduan II RT 001 RT 005, Kelurahan Pejagalan, tampak sepi.
Para PSK yang biasanya beraktivitas di sejumlah pub, kafe, atau klub yang berjejer di jalan itu belum bergeliat.
Tampak sejumlah perempuan penghibur yang bekerja sejak malam beranjak pulang dan tengah membersihkan lokasi hiburan tempatnya bekerja.
Terlihat sejumlah laki-laki berbadan kekar berdiri mengawasi beberapa lokasi hiburan di jalan tersebut. Di sisi lain, di jalan yang berdekatan dengan Kanal Banjir Barat (KBB) itu hanya terlihat beberapa warga yang tengah beraktivitas seperti biasanya.
Di antara mereka, ada yang tengah menjemur pakaian, mencuci sepeda motor, menjaga warung makan dan sembako, serta beberapa tukang parkir liar yang mengatur sepeda motor dan mobil, tak jauh dari tempat hiburan itu.
Pada malam hari, tarif parkir mobil Rp 80.000 ditambah uang keamanan Rp 20.000 sekali parkir. Jalan yang berbatasan dengan Kelurahan Angke, Tambora, Jakarta Barat, ini juga terlihat cukup ramai dilintasi kendaraan.
Tidak resah
Sementara itu, di permukiman kumuh di kolong tol Kalijodo atau tepatnya di RW 004, sejumlah warga juga beraktivitas seperti biasa.
Tak tampak dari wajah mereka ada keresahan, menyusul rencana Ahok menggusur ratusan bangunan liar di kolong tol Kalijodo.
Beberapa sopir truk terpantau tengah asyik duduk-duduk sambil menyeruput kopi panas bersama rekan-rekannya di kolong tol Kalijodo yang dijadikan lokasi parkir.
Lebih jauh, Warta Kota memantau kawasan permukiman kumuh itu dan tampak sejumlah anak kecil tengah bermain di gang-gang yang sudah disekat dengan bangunan liar berbahan tripleks serta kayu.
Suasananya cukup tenang, meski jika ada orang asing masuk ke wilayah itu disambut tatapan sinis oleh warga setempat.