Pada awalnya, cerita jatuhnya Bagus sempat tersebar bahwa karyawan Telkom tersebut dirampok di bus dan didorong oleh pelaku. Peristiwa itu terjadi di seberang Plaza Mandiri, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Namun, cerita tersebut ternyata hanya karangan belaka dari sang sopir, Muhammad Sasih dan kernetnya, Muhammad Hendar.
Keduanya mengaku bahwa karangan cerita tersebut untuk menyelamatkan diri dari amuk massa.
"Pada saat itu, enggak ada kejadian perampokan di dalam mobil," kata Sasih di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Minggu (14/2/2016).
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan, ada beberapa fakta di lapangan yang perlu diuji.
Fakta-fakta tersebut antara lain terjatuhnya Bagus dari bus Metromini. Sebab, dari pengakuan Sasih dan Hendar, mereka tak tahu menahu mengapa Bagus bisa terjatuh.
"Belum ada konklusi apakah ada tindak pidana atau tidak," kata Krishna.
Cari handphone
Kendati demikian, ada fakta lain dari kasus Bagus. Salah satunya barang-barang Bagus yang masih ada, kecuali ponselnya. Hilangnya ponsel ini kemudian diceritakan kembali oleh Hendar.
Menurut pengakuannya, saat Bagus terjatuh, tak ada ponsel yang tertinggal atau di dekatnya.
"Waktu kelihatan di trotoar, handphone (Bagus) sudah enggak ada," kata Hendar.
Krishna membenarkan bahwa handphone Bagus hilang. Anggotanya akan segera turun untuk mencari handphone Bagus dan mengungkap perstiwa ini ke publik.
"Yang jadi concern kami bahwa fakta tas, dompet dan laptop korban masih ada, diamankan anggota lantas. Kecuali ponsel yang hilang, nanti akan kami cari," kata Krishna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.