Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSK Kalijodo Harus Ditangani dengan Tepat

Kompas.com - 17/02/2016, 14:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Penanganan terhadap pekerja seks komersial (PSK) yang selama ini menggantungkan hidupnya di Kalijodo dinilai harus tepat. Jika tidak, keberadaan mereka hanya akan menimbulkan masalah baru.

Pengamat sosial, Nia Elvina, mengatakan, masalah sosial yang bisa ditimbulkan dari PSK yang tidak ditangani dengan baik pasca-penggusuran adalah keberadaannya yang menjadi menyebar sehingga kemudian sulit diawasi.

"Karena jika dilihat dari berbagai penutupan lokalisasi di beberapa daerah, penanganannya tidak komprehensif."

"Akibatnya malah memunculkan masalah baru, yakni area prostitusinya tidak bisa dikontrol dan pemakai jasanya pun semakin mudah untuk mengakses," kata Nia kepada Kompas.com, Rabu (17/2/2016).

Seperti diberitakan, dalam waktu dekat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merencanakan akan menggusur kawasan Kalijodo. Penyebabnya, karena kawasan yang terkenal sebagai tempat prostitusi dan perjudian itu berada pada zona hijau.

Nia menilai, penggusuran kawasan Kalijodo sudah tepat. Namun, perlu ada penanganan yang tepat terhadap PSK yang menggantungkannya di kawasan tersebut.

"Perlu dilakukan secara komprehensif, terutama sumber ekonomi atau lapangan pekerjaan dan skill terhadap para pelaku prostitusinya itu," ujar akademisi dari Universitas Nasional itu.

Para pejabat di jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sendiri sudah menyatakan bahwa para PSK di Kalijodo akan diberikan pelatihan keterampilan. Tujuannya ialah agar mereka tidak kembali terjun ke dunia yang sama.

Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, sebagian PSK memilih pulang ke daerah asalnya.

Kompas TV Ahok Tidak Akan Sisakan Bangunan di Kalijodo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Polda Metro: Kasus Petani Ditipu Oknum Polisi Sempat Mandek karena Pelapor Minta Pemeriksaan Dihentikan

Polda Metro: Kasus Petani Ditipu Oknum Polisi Sempat Mandek karena Pelapor Minta Pemeriksaan Dihentikan

Megapolitan
Pemprov Pindahkan Administrasi Kependudukan 213.831 Warga ke Luar Jakarta

Pemprov Pindahkan Administrasi Kependudukan 213.831 Warga ke Luar Jakarta

Megapolitan
Polda Metro Tangkap Tiga ASN Pemkot Ternate Terkait Kasus Narkoba

Polda Metro Tangkap Tiga ASN Pemkot Ternate Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Polisi Tangkap Penusuk Imam Mushala di Kebon Jeruk

Polisi Tangkap Penusuk Imam Mushala di Kebon Jeruk

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 24 Mei 2024 dan Besok: Siang Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 24 Mei 2024 dan Besok: Siang Ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta | Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi

[POPULER JABODETABEK] Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta | Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW4

Megapolitan
12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

12.851 ASN di DKI Jakarta Masuk Usulan Penonaktifan NIK

Megapolitan
Jaga Keakuratan, Dukcapil DKI Bakal Data 11,3 Juta Warga yang Tinggal di Jakarta

Jaga Keakuratan, Dukcapil DKI Bakal Data 11,3 Juta Warga yang Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Pengamat: Kaesang Lebih Berpotensi Menang di Pilkada Bekasi Ketimbang di Depok

Pengamat: Kaesang Lebih Berpotensi Menang di Pilkada Bekasi Ketimbang di Depok

Megapolitan
Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks

Polda Metro Pastikan Video Soal Tepung Dicampur Narkoba Hoaks

Megapolitan
BPBD DKI Siapkan Pompa 'Mobile' untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

BPBD DKI Siapkan Pompa "Mobile" untuk Antisipasi Banjir Rob di Pesisir Jakarta

Megapolitan
Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Ini 9 Wilayah di Pesisir Jakarta yang Berpotensi Banjir Rob hingga 29 Mei 2024

Megapolitan
Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Komplotan Maling Gasak Rp 20 Juta dari Kios BRILink di Bekasi

Megapolitan
Supirnya Mengantuk, Angkot Tabrak Truk Sampah di Bogor

Supirnya Mengantuk, Angkot Tabrak Truk Sampah di Bogor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com