Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Frederich Silaban, "Arsitek Bersarung" Kesayangan Bung Karno

Kompas.com - 22/02/2016, 05:42 WIB
Kontributor Bogor, Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - 22 Februari 1978, sebuah maha karya Indonesia resmi diperkenalkan ke se antero jagad. Maha karya nan indah itu adalah Masjid Istiqlal, mesjid terbesar di Asia Tenggara sekaligus kebanggaan bangsa Indonesia.

Hari ini, tepat sudah 38 tahun mesjid itu masih berdiri dengan keagungannya. Masjid yang dirancang oleh anak kebanggaan negeri ini, Frederich Silaban, seorang Kristen Protestan, telah membuat negara Indonesia dikenal dunia.

Pria kelahiran Bonandolok, Sumatera Utara, 16 Desember 1912 ini, tak hanya mencengangkan dunia dengan Masjid Istiqlal-nya. Puluhan karya milik dia lainnya pun mampu membuat decak kagum negeri ini, termasuk mantan presiden pertama RI Ir Soekarno.

Tak heran, dengan kemampuannya mengarsiteki bangunan-bangunan megah yang lain menjadikan Frederich Silaban sebagai arsitek kesayangan Bung Karno di eranya. Banyak sudah maha karya ciptaan beliau yang terkenal dan hingga saat ini masih kokoh berdiri.

Selain merancang Masjid Istiqlal, ternyata pria tamatan STM ini juga merancang dan membuat Rumah Dinas Wali Kota Bogor.

Rachmat Iskandar, seorang sejarawan dan budayawan di Kota Bogor mengungkapkan, ada 14 bangunan di Kota Bogor yang dirancang oleh Frederich Silaban. Rachmat pun menjelaskan, Silaban dikenal sebagai seorang arsitektur bergaya modern tropis dan minimalis, yang artinya menggabungkan budaya barat dan tradisional.

"Ciri utama bangunan karya Silaban selalu dilengkapi "topi" di bagian atap bangunan dan berbentuk limas. Rumah Dinas Wali Kota Bogor pun dibuat seperti itu," ucap Rachmat, saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (20/2/2016).

"Arsitek bersarung", begitulah Rachmat mengenal sosok Silaban. Semasa hidupnya, Rachmat sering kali berkunjung ke kediaman Silaban di Bogor.

Kata Rachmat, Silaban kerap menerima tamu-tamunya hanya dengan menggunakan kaos oblong dan sarung.

"Kami adalah tetangga. Rumah saya letaknya tak begitu jauh dengan rumah beliau. Kalau saya lewat depan rumahnya, pasti saya selalu mampir. Yah, beliau memang orang yang sederhana," kenang dia.

Menjadi birokrat

KOMPAS.com / RAMDHAN TRIYADI BEMPAH Rumah Dinas Wali Kota Bogor dirancang dan dibangun oleh Frederich Silaban pada tahun 1952. Kini, rumah dinas tersebut menjadi salah satu cagar budaya yang ada di Kota Bogor. K97-14

Di tahun 1952, pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Praja Bogor tahun 1950-1965 ini, kemudian membangun sebuah rumah tinggal yang kemudian dikenal sebagai Rumah Dinas Wali Kota Bogor.

"Rumah Dinas Wali Kota Bogor sebenarnya sudah dirancang beliau di tahun 1935. Namun, baru di tahun 1952 rumah itu dibangun," kata dia.

"Hingga sekarang, tidak ada perubahan bentuk bangunan di rumah dinas itu. Yang ada hanya penambahan-penambahan bangunan lainnya, seperti tempat parkir," kata dia lagi.

Tak puas hanya membangun Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Silaban pun kemudian merancang sejumlah bangunan lainnya yang ada di kota hujan. Sebut saja, Kantor Dinas Perikanan - Bogor (1951), Sekolah Pertanian Menengah Atas - Bogor (1953), Rumah A Lie Hong - Bogor (1968), hingga rumah pribadinya di Bogor (1958).

Karya Silaban lainnya yang sangat terkenal adalah Kantor Pusat Bank Indonesia - Jakarta (1958), Gelora Bung Karno - Jakarta (1962), Gedung Bentol Istana Kepresidenan Cipanas - Jawa Barat (1954), Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata - Jakarta (1953), dan Tugu Khatulistiwa - Pontianak (1938).

Frederich Silaban pun mengembuskan nafas terakhirnya pada 14 Mei 1984 di usianya yang ke-71. Beliau kemudian dimakamkan di pemakaman Cipaku, Kota Bogor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum 'Update' Kasus Kematian Akseyna

Sudah 1,5 Tahun Kompolnas dan Polisi Belum "Update" Kasus Kematian Akseyna

Megapolitan
Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Ucap Syukur Nelayan Kamal Muara kala Rumahnya Direnovasi Pemprov DKI

Megapolitan
Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Rekonstruksi Kasus Penembakan Ditunda sampai Gathan Saleh Sehat

Megapolitan
Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Buntut Pungli Sekelompok Orang, Dinas Bina Marga DKI Tutup Celah Trotoar Dekat Gedung DPR

Megapolitan
Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Warga Bogor Tertipu Penjual Mobil Bekas di Bekasi, padahal Sudah Bayar Lunas

Megapolitan
Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Gandeng Swasta, Pemprov DKI Renovasi 10 Rumah Tak Layak Huni di Kamal Muara

Megapolitan
Singgung 'Legal Standing' MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Singgung "Legal Standing" MAKI, Polda Metro Jaya Sebut SKT sebagai LSM Sudah Tak Berlaku

Megapolitan
Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Penyidikan Aiman Witjaksono Dihentikan, Polisi: Gugur karena Tak Berkekuatan Hukum

Megapolitan
Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Belum Tahan Firli Bahuri, Kapolda Metro Terapkan Prinsip Kehati-hatian

Megapolitan
Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Dishub DKI Jaga Trotoar di Jakpus yang Dimanfaatkan Sekelompok Orang Tarik Bayaran Pengendara Motor

Megapolitan
Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Oknum Anggota TNI Pengeroyok Warga Sipil di Depan Polres Jakpus Bukan Personel Kodam Jaya

Megapolitan
Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Polisi: Sopir Truk Ugal-ugalan di GT Halim Bicara Melantur

Megapolitan
Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Kronologi 4 Warga Sipil Dianiaya Oknum TNI di Depan Mapolres Jakpus, Bermula Pemalakan Ibu Tentara

Megapolitan
Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Polisi Amankan 4 Remaja yang Bawa Senjata Tajam Sambil Bonceng 4 di Bogor

Megapolitan
Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Wacana Sekolah Gratis, Emak-emak di Pasar Minggu Khawatir KJP Dihapus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com