Seorang pengendara mobil mengalami kecelakaan dan menyebabkan 4 orang tewas pada 8 Februari 2016 lalu. Ia mengendarai mobil dalam keadaan mabuk minuman keras yang dikonsumsinya di tempat hiburan malam Kalijodo, Jakarta.
Kecelakaan ini membuat Gubernur Basuki Tjahaja Purnama bereaksi. Kawasan Kalijodo yang merupakan tanah milik negara akan dibersihkan dan dijadikan ruang terbuka hijau.
Berawal dari tempat kumpul muda-mudi Jakarta, pada tahun 1970-an, Kalijodo menjelma menjadi lokalisasi prostitusi.
Kalijodo kemudian menjadi kerajaan prostitusi yang berbaur dengan warga sekitar.
Ribuan orang menggantungkan penghidupan di kawasan ini. Mulai dari warung kopi, penyedia kos-kosan, hingga kafe.
Seorang penjaga kafe membawa Aiman Witjaksono, jurnalis senior Kompas TV, mengunjungi kafe dan kamar-kamar yang biasa digunakan untuk memberi layanan hiburan dan cinta sesaat.
Seperti apa kondisinya setelah hiruk-pikuk penggusuran? Benarkah ada bisnis lain di Kalijodo yang beromset lebih besar dari prostitusi?
Dinas Sosial DKI Jakarta menyebut ada sebanyak 500 orang pekerja seks komersial yang dalam sehari masing-masing bisa melayani 5 sampai 10 pria hidung belang.
Dengan tarif Rp 100.000 hingga Rp 500.000 per sekali kencan, betapa fantastisnya omset prostitusi Kalijodo.
Kepada Aiman, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti-yang juga penulis buku Geger Kalijodo menuturkan pengalamannya menertibkan perjudian dan kekerasan di Kalijodo.
Dengan perlawanan dari tokoh Kalijodo, Abdul Aziz, apa saja yang sudah disiapkan Krishna Murti untuk menertibkan penggusuran Kalijodo?
Saksikan Aiman episode Panas Dingin Kalijodo, Senin (22/2/2016) pukul 22.00 WIB di Kompas TV.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.